This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Bersama Dr. KH. Moh. Hamdan Rasyid, MA, Kepala Bidang Takmir Mesjid Raya Jakarta Islamic Centre Jakarta, "Dakwah itu kewajiban kita, lakukan yang terbaik untuk umat ! semoga Allah selalu merahmatimu...

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.


Rabu, 30 April 2008

ADA PEMURTADAN DI IAIN

Ada perkataan-perkataan orang yang ketika kehabisan hujjah (argumentasi) lalu mengklaim dirinya sebagai orang yang tambah khusyuk, tambah luas ilmunya dan sebagainya ketika memakai metode atau pemahaman yang dianggapnya benar, padahal tidak sesuai dengan Islam. Kalau yang berbicara itu hanya orang awam agama yang tidak berkecimpung dalam dunia keilmuan atau perguruan tinggi Islam ataupun masyarakat luas, maka pembicaraan ngawur tentang agama tidak punya pengaruh apa-apa, kecuali pada dirinya atau teman dekatnya yang setia. Namun kata-kata ngawur hanya berhujjah dengan klaim tentang dirinya, dan itu dilakukan oleh doctor-doktor di perguruan tinggi Islam, sangat berbeda masalahnya. Baca selengkapnya.

MENGUAK MISTERI MUHAMMAD

Kepalsuan ajaran Gereja terbongkar bersama ayat-ayat palsu yang dinisbahkan kepada Daud, Yohanes, Yesus, dan sebagainya. Misteri nabi Muhammad dalam Bible (alkitab) akhirnya berhasil dibongkar melalui penelitian yang dilakukan oleh seorang mantan pastur, Prof.David Benjamin Keldani, berjudul Menguak Misteri Muhammad.

Prof. David Benjamin Keldani adalah seorang mantan pastur Katholik Roma sekte Uniate-Chaldean. Ujarnya: "Kepindahan saya ke Islam tak lain karena hidayah Allah. Tanpa bimbingan-Nya, semua pengetahuan, penelitian untuk menemukan kebenaran ini mungkin hanya akan membawa kepada kesesatan. Begitu saya mengakui keesaan mutlak Tuhan, maka nabi Muhammad SAW pun menjadi pola sikap dan perilaku saya. [Baca selengkapnya]

INJIL MEMBANTAH KETUHANAN JESUS

Islam adalah satu-satunya agama yang menyatakan dan meyakini adanya Tuhan yang sempurna. Artinya, bahwa Dia tiada memiliki sekutu baik dalam tabiat maupun sifat-sifat-Nya. Seperti dalam firmanNYA: "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlas: 1-4)

Baru-baru ini di Benoni, Afrika Selatan, ada seorang penginjil yang kurang mahir dalam ilmu agama, tapi ia suka mengagung-agungkan waham pribadinya. Dia menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Al Masih, yang ditugaskan Allah untuk mengkristenkan kaum Muslimin. Karena ia seorang advokat, tentu saja ia memiliki kemahiran dalam bersilat lidah. Ia malah berani menggunakan Al-Qur'anul Karim sebagai dalil khotbahnya, meskipun menyimpang dari tujuan dan pengertian yang sebenarnya.

Ia memang sama sekali tidak memahami sepatah katapun bahasa Arab. Ia ingin agar kaum muslimin mengimani bahwa Isa As adalah Tuhan juga, padahal ini suatu akidah yang amat buruk bagi kita, kaum muslimin. Akidah ini amat bertentangan dengan kesempurnaan Allah Ta'ala yang mutlak.

Dengan berbagai cara orang ini berupaya memutar-balikkan jalan kebenaran. Namun Allah SWT berfirman: "Katakanlah (Muhammad): "Telah datang kebenaran (Islam) dan telah hancur kebatilan. Sesungguhnya yang batil Itu pasti akan hancur." (Al-Isra: 81)

Dengan demikian jelaslah, segala daya upaya orang tidak akan berhasil, karena jalur kebenaran itu tidak dapat diputar-balikkan dan ini sesuai dengan janji Allah dalam firman-Nya. [Baca selengkapnya]

SIAPA SEBENARNYA JURU SELAMAT DUNIA?

Selamat tinggal Gereja Katolik saya merasa berhutang budi kepadamu karena engkau telah mendewasakan pribadiku dan mengembangkannya. Seminggu setelah aku mengambil keputusan ini, aku masih tetap menangis. Bukan menangis menyesal telah mengambil keputusan yang engkau anggap salah, namun perpisahan dengan engkau almamater yang telah sekian lama aku berkecimpung di dalamnya cukup mengharukan dan menyedihkan hatiku. Walaupun pengajaran-pengajaranmu banyak yang tidak kupercaya lagi namun aku ingin menjadi sahabatmu yang baik, walaupun aku sudah dalam biduk lain.

Akhir tulisan saya, saya ingin minta maaf kepada para Wali Gereja Katolik terlebih-lebih Bapa Uskup Alb. Hermelink Gentiaras SCY, bekas Uskup Tanjungkarang, Mgr. P.S. Harjosumarto MSC, Uskup Purwokerto, para Pastor yang telah mengenal saya, sesama rekan Guru Agama dan saudara-saudara yang beragama Katolik, barangkali saya dianggap telah mengambil keputusan yang sesat. Namun keputusan itu telah saya ambil dalam kedewasaan pribadi, waktu yang lama, studi yang mendalam dan doa kepada Tuhan. Akhirnya saya mengucapkan selamat tinggal. [Baca selengkapnya]

ANCAMAN ISLAM TERHADAP NEGERI BARAT

Dalam waktu seratus tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad, para penggantinya (khalifah-khalifah) mendirikan suatu kerajaan yang lebih besar daripada Roma. Guncangan terhadap tata internasional dan terutama Kristen tak tepermanai. Adalah sesuatu yang sulit diterima oleh akal bahwa suku-suku di Arab mampu bersatu dan menundukkan kerajaan Byzantium (Roma Timur) dan kerajaan Persia (Sassaniah), dan menjelang akhir abad itu mampu menciptakan wilayah kekhalifahan yang terbentang dari Afrika Timur sampai India.

Banyak alasan mengapa ekspansi Arab itu cepat dan berhasil: terkurasnya kekuatan kekaisaran Byzantium dan Persia setelah peperangan bertahun-tahun, ketidakpuasan rakyat kepada penguasa, keterampilan para prajurit Badui, dan daya tarik pampasan perang. Namun, faktor yang utama adalah berdirinya negara dan peran Islam dalam mempersatukan berbagai suku dan memberikan pengertian akan arti dan tujuan yang lebih besar. [Baca selengkapnya.]

ANCAMAN ISLAM TERHADAP NEGERI BARAT

Dalam waktu seratus tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad, para penggantinya (khalifah-khalifah) mendirikan suatu kerajaan yang lebih besar daripada Roma. Guncangan terhadap tata internasional dan terutama Kristen tak tepermanai. Adalah sesuatu yang sulit diterima oleh akal bahwa suku-suku di Arab mampu bersatu dan menundukkan kerajaan Byzantium (Roma Timur) dan kerajaan Persia (Sassaniah), dan menjelang akhir abad itu mampu menciptakan wilayah kekhalifahan yang terbentang dari Afrika Timur sampai India.

Banyak alasan mengapa ekspansi Arab itu cepat dan berhasil: terkurasnya kekuatan kekaisaran Byzantium dan Persia setelah peperangan bertahun-tahun, ketidakpuasan rakyat kepada penguasa, keterampilan para prajurit Badui, dan daya tarik pampasan perang. Namun, faktor yang utama adalah berdirinya negara dan peran Islam dalam mempersatukan berbagai suku dan memberikan pengertian akan arti dan tujuan yang lebih besar. [Baca selengkapnya.]

Selasa, 29 April 2008

IT IS STILL ABOUT WOMEN


Minggu, 27 April 2008

KISAH ANAK YANG SALEH

Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah S.W.T. Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah. Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.

Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?"

Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.

Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?" kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.

Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.

Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?" Tanya Nabi Musa. "Aku agama Tauhid." Jawab pemuda itu iaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu!" Kata Nabi Musa.

"Wahai tuan hamba," kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodohrupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menjadi babi, aku tetap melaksanakan tugasku." sambungnya.

"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah masih belum memakbulkan lagi." Tambah pemuda itu pula.

Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s; 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepada kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."

Allah juga berfirman lagi yang bermaksud: "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh di sisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibu bapanya yang Kami sediakan di dalam neraka pun telah Kami pindahkan ke dalam syurga."

Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.

Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.

Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibubapa kita diampuni Allah S.W.T.
Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur.

Erti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran wang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.

Dari: Nonki

Selasa, 22 April 2008

AL-QUR’AN SEBAGAI PUSAT INFORMASI

Bila kita rajin mengkaji al-Qur’an, maka akan dijumpai di dalamnya berbagai macam informasi, baik informasi masa lalu, peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang dan gambaran-gambaran masa depan. Dalam kitab suci akhir zaman itu dijumpai juga berbagai macam perumpamaan, nasehat-nasehat, pelajaran yang amat berharga, rekaman peristiwa masa lalu dan sejarah kehidupan umat manusia dari masa ke masa. Segala peristiwa yang kita jumpai sekarang ini dan gambaran peristiwa yang akan datang, segera diketahui oleh mereka yang rajin mengkaji al-Qur’an. Berbagai peristiwa dan aktivitas yang telah terjadi, sedang dan akan terjadi pola-polanya telah dijelaskan dalam al-Qur’an, demikian juga gambaran dari keadaan umat manusia selalu diinformasikan olehnya.

Profil Keluarga

Sebagai contoh, dapat dikemukakan apa yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat ternyata dijumpai berbagai macam bentuk keluarga. Ada keluarga yang begitu baik, orang tuanya baik, anak-anaknya baik dan sukses serta selalu beriman dan bertaqwa. Profil keluarga seperti ini digambarkan oleh al-Qur’an seperti keluarga Imran, Nabi Ya’kub dan sebagainya. Dalam masyarakat dijumpai ada keluarga yang orang tuanya begitu baik, ia tergolong orang-orang yang sabar, beriman dan bertaqwa tetapi anaknya sangat buruk, tidak tergolong orang-orang yang baik malah melakukan perbuatan yang keji. Gambaran keluarga ini disebutkan al-Qur’an, misalnya keluarga Nabi Nuh, puteranya termasuk orang yang menentang kebenaran yang dibawa oleh ayahnya sendiri. Allah SWT berfirman:

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (Q.S. Hud, 11: 42 – 43).

Kalau tadi digambarkan ada keluarga yang orang tuanya baik sedangkan anaknya tidak baik, maka dalam masyarakat kita jumpai juga keluarga yang anak-anaknya begitu baik, taat, rajin beribadah dan bertaqwa, tetapi orang tuanya tidak baik, bahkan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak layak. Contoh keluarga seperti ini digambarkan al-Qur’an dalam keluarga Nabi Ibrahim dan ayahnya Azar yang selalu menyembah berhala.

"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (QS. Maryam 19: 41 – 46). Perhatikan juga Q.S. al-An’am, 6 : 74 – 75.

“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.” (Q.S. al-An’am, 6 : 74 – 75).

Dalam masyarakat dijumpai juga suami-suami yang begitu baik, ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan terus prihatin untuk berusaha membahagiakan keluarga. Ia rajin beribadah dan meningkatkan iman dalam kehidupan sehari-hari, tetapi istrinya curang, tidak sabar, melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela bahkan mungkin menyeleweng. Gamabaran seperti ini dilukiskan al-Qur’an dalam keluarga Nabi Luth as, istri beliau adalah seorang wanita pembangkang terhadap ajaran kebenaran yang dibawa suaminya. Sehingga ia termasuk orang yang dibinasakan Allah bersama para pembangkang lainnya.

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri." Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (Q.S. al-A’raf, 7 : 80 – 84).

Kalau tadi digambarkan seorang suami begitu baik sedangkan istrinya tergolong wanita terlaknat, maka dalam masyarakat dijumpai keluarga yang berlawanan dengan keluarga tersebut di atas. Ada istri yang begitu baik, amat tabah, rajin beribadah dan berakhlak mulia, tetapi suaminya laki-laki yang jahat, pemabuk, sering menyakiti istri dan mengerjakan perbuatan yang tidak terpuji. Gambaran seperti ini diisyaratkan al-Qur’an dalam keluarga Fir’aun dan istrinya Asiyah. Betapa jahatnya Fir’aun berbuat dzalim bahkan mengaku sebagai Tuhan.

"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)" Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?" Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu'jizat yang besar. Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi." (Q.S. al-Nazi’at, 79 : 17 – 24).

Akan tetapi istrinya adalah seorang wanita yang shalihah yang senantiasa bermunajat dengan Allah, beribadah dan selalu bertaqwa kepada-Nya. Beliau pernah berdoa dan doa itu diabadikan dalam al-Qur’an:

"Tuhanku, dirikanlah untukku, istana di sisi-Mu (dalam surga), dan selamatkanlah aku dari diri Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.” (Q.S. al-Tahrim, 66 : 11).

Banyak lagi contoh-contoh yang lain mengenai kehidupan keluarga dalam masyarakat yang menggambarkan keadaan mereka dari masa ke masa.

Profil Orang Kafir dan Musyrik

Contoh berikut ini adalah gambaran mengenai sikap hidup, prilaku dan keadaan orang-orang kafir dan munafiq. Digambarkan al-Qur’an bahwa keadaan mereka dari masa ke masa itu sama saja, pola-polanya jelas betul, hanya variasinya saja yang sedikit berbeda. Pada kehidupan modern yang kita alami sekarang ini sering dijumpai lontaran pernyataan atau pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang yang mau mempelajari agama, belajar ke masjid, menghadiri majlis ta’lim dan percaya tanpa reserve pada kitab suci al-Qur’an atau al-Sunnah dikatakan sebagai orang-orang awam, orang bodoh, bukan kalangan intelektual. Penyataan seperti itu diinformasikan al-Qur’an telah diucapkan orang-orang kafir dan munafiq sejak masa lalu, sejak zaman Nabi Nuh as.

"Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta." (Q.S. Hud, 11 : 27).

Diulang oleh orang-orang kafir dan munafiq di masa Nabi Musa as dan diulang kembali oleh orang-orang kafir dan munafiq di masa hayat Rasulullah SAW.

"Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.” (Q.S. al-Baqarah 2 : 13).

Dalam kehidupan modern terkadang kita jumpai sekelompok orang yang meminta bukti-bukti adanya Tuhan secara ilmiah, baru mereka akan beriman. Bukti-bukti seperti ini tentunya tidak akan mungkin dapat diberikan, karena esensi Tuhan yang berada di luar jangkauan ilmu pengetahuan yang amat lemah, terbatas, dan sempit. Dengan demikian ilmu tidak mungkin dapat menginformasikan tentang esensi Tuhan yang Maha Ghaib. Mempercayai adanya Tuhan adalah soal keyakinan, bukan soal ilmiah. Permintaan seperti itu, pernah juga dituntut oleh orang kafir dan umat Nabi Musa as kira-kira 6000 tahun yang lalu, dijelaskan dalam al-Qur’an:
"Dan (ingatlah) ketika kamu mengatakan: “Hai Musa kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan mata kepala”. (Q.S. al-Baqarah, 2 : 55).
Contoh-contoh yang diisyaratkan al-Qur’an, tentang kehidupan umat manusia pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dalam uraian di atas hanya merupakan sebagian kecil dari contoh-contoh yang disebutkan al-Qur’an. Apabila kita rajin mengkaji ayat demi ayat dari al-Qur’an, kita akan memperoleh informasi yang sangat luas dan mendalam tentang hidup dan kehidupan umat manusia. Semoga bermanfaat.

AL-QUR’AN SEBAGAI PUSAT INFORMASI

Bila kita rajin mengkaji al-Qur’an, maka akan dijumpai di dalamnya berbagai macam informasi, baik informasi masa lalu, peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang dan gambaran-gambaran masa depan. Dalam kitab suci akhir zaman itu dijumpai juga berbagai macam perumpamaan, nasehat-nasehat, pelajaran yang amat berharga, rekaman peristiwa masa lalu dan sejarah kehidupan umat manusia dari masa ke masa. Segala peristiwa yang kita jumpai sekarang ini dan gambaran peristiwa yang akan datang, segera diketahui oleh mereka yang rajin mengkaji al-Qur’an. Berbagai peristiwa dan aktivitas yang telah terjadi, sedang dan akan terjadi pola-polanya telah dijelaskan dalam al-Qur’an, demikian juga gambaran dari keadaan umat manusia selalu diinformasikan olehnya.

Profil Keluarga

Sebagai contoh, dapat dikemukakan apa yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat ternyata dijumpai berbagai macam bentuk keluarga. Ada keluarga yang begitu baik, orang tuanya baik, anak-anaknya baik dan sukses serta selalu beriman dan bertaqwa. Profil keluarga seperti ini digambarkan oleh al-Qur’an seperti keluarga Imran, Nabi Ya’kub dan sebagainya. Dalam masyarakat dijumpai ada keluarga yang orang tuanya begitu baik, ia tergolong orang-orang yang sabar, beriman dan bertaqwa tetapi anaknya sangat buruk, tidak tergolong orang-orang yang baik malah melakukan perbuatan yang keji. Gambaran keluarga ini disebutkan al-Qur’an, misalnya keluarga Nabi Nuh, puteranya termasuk orang yang menentang kebenaran yang dibawa oleh ayahnya sendiri. Allah SWT berfirman:

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (Q.S. Hud, 11: 42 – 43).

Kalau tadi digambarkan ada keluarga yang orang tuanya baik sedangkan anaknya tidak baik, maka dalam masyarakat kita jumpai juga keluarga yang anak-anaknya begitu baik, taat, rajin beribadah dan bertaqwa, tetapi orang tuanya tidak baik, bahkan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak layak. Contoh keluarga seperti ini digambarkan al-Qur’an dalam keluarga Nabi Ibrahim dan ayahnya Azar yang selalu menyembah berhala.

"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (QS. Maryam 19: 41 – 46). Perhatikan juga Q.S. al-An’am, 6 : 74 – 75.

“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.” (Q.S. al-An’am, 6 : 74 – 75).

Dalam masyarakat dijumpai juga suami-suami yang begitu baik, ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan terus prihatin untuk berusaha membahagiakan keluarga. Ia rajin beribadah dan meningkatkan iman dalam kehidupan sehari-hari, tetapi istrinya curang, tidak sabar, melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela bahkan mungkin menyeleweng. Gamabaran seperti ini dilukiskan al-Qur’an dalam keluarga Nabi Luth as, istri beliau adalah seorang wanita pembangkang terhadap ajaran kebenaran yang dibawa suaminya. Sehingga ia termasuk orang yang dibinasakan Allah bersama para pembangkang lainnya.

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri." Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (Q.S. al-A’raf, 7 : 80 – 84).

Kalau tadi digambarkan seorang suami begitu baik sedangkan istrinya tergolong wanita terlaknat, maka dalam masyarakat dijumpai keluarga yang berlawanan dengan keluarga tersebut di atas. Ada istri yang begitu baik, amat tabah, rajin beribadah dan berakhlak mulia, tetapi suaminya laki-laki yang jahat, pemabuk, sering menyakiti istri dan mengerjakan perbuatan yang tidak terpuji. Gambaran seperti ini diisyaratkan al-Qur’an dalam keluarga Fir’aun dan istrinya Asiyah. Betapa jahatnya Fir’aun berbuat dzalim bahkan mengaku sebagai Tuhan.

"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)" Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?" Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu'jizat yang besar. Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi." (Q.S. al-Nazi’at, 79 : 17 – 24).

Akan tetapi istrinya adalah seorang wanita yang shalihah yang senantiasa bermunajat dengan Allah, beribadah dan selalu bertaqwa kepada-Nya. Beliau pernah berdoa dan doa itu diabadikan dalam al-Qur’an:

"Tuhanku, dirikanlah untukku, istana di sisi-Mu (dalam surga), dan selamatkanlah aku dari diri Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.” (Q.S. al-Tahrim, 66 : 11).

Banyak lagi contoh-contoh yang lain mengenai kehidupan keluarga dalam masyarakat yang menggambarkan keadaan mereka dari masa ke masa.

Profil Orang Kafir dan Musyrik

Contoh berikut ini adalah gambaran mengenai sikap hidup, prilaku dan keadaan orang-orang kafir dan munafiq. Digambarkan al-Qur’an bahwa keadaan mereka dari masa ke masa itu sama saja, pola-polanya jelas betul, hanya variasinya saja yang sedikit berbeda. Pada kehidupan modern yang kita alami sekarang ini sering dijumpai lontaran pernyataan atau pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang yang mau mempelajari agama, belajar ke masjid, menghadiri majlis ta’lim dan percaya tanpa reserve pada kitab suci al-Qur’an atau al-Sunnah dikatakan sebagai orang-orang awam, orang bodoh, bukan kalangan intelektual. Penyataan seperti itu diinformasikan al-Qur’an telah diucapkan orang-orang kafir dan munafiq sejak masa lalu, sejak zaman Nabi Nuh as.

"Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta." (Q.S. Hud, 11 : 27).

Diulang oleh orang-orang kafir dan munafiq di masa Nabi Musa as dan diulang kembali oleh orang-orang kafir dan munafiq di masa hayat Rasulullah SAW.

"Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.” (Q.S. al-Baqarah 2 : 13).

Dalam kehidupan modern terkadang kita jumpai sekelompok orang yang meminta bukti-bukti adanya Tuhan secara ilmiah, baru mereka akan beriman. Bukti-bukti seperti ini tentunya tidak akan mungkin dapat diberikan, karena esensi Tuhan yang berada di luar jangkauan ilmu pengetahuan yang amat lemah, terbatas, dan sempit. Dengan demikian ilmu tidak mungkin dapat menginformasikan tentang esensi Tuhan yang Maha Ghaib. Mempercayai adanya Tuhan adalah soal keyakinan, bukan soal ilmiah. Permintaan seperti itu, pernah juga dituntut oleh orang kafir dan umat Nabi Musa as kira-kira 6000 tahun yang lalu, dijelaskan dalam al-Qur’an:
"Dan (ingatlah) ketika kamu mengatakan: “Hai Musa kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan mata kepala”. (Q.S. al-Baqarah, 2 : 55).
Contoh-contoh yang diisyaratkan al-Qur’an, tentang kehidupan umat manusia pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dalam uraian di atas hanya merupakan sebagian kecil dari contoh-contoh yang disebutkan al-Qur’an. Apabila kita rajin mengkaji ayat demi ayat dari al-Qur’an, kita akan memperoleh informasi yang sangat luas dan mendalam tentang hidup dan kehidupan umat manusia. Semoga bermanfaat.

Senin, 21 April 2008

KABAR BAIK BAGI WANITA

Beberapa hal istimewa yang diberikan Allah kepada kaum wanita, antara lain adalah sebagai berikut:

Doa seorang wanita lebih makbul daripada kaum lelaki karena sifat dasar seorang wanita yang cenderung lebih penyayang dibandingkan dengan kaum lelaki. Rasulullah SAW bersabda; "Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa seorang penyayang tidak akan sia-sia."

Barang siapa yang membuat anak perempuannya bergembira, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah SWT dan api neraka diharamkan menyentuh tubuh orang yang takut kepada Allah SWT.

Seorang Wanita soleh, lebih baik daripada 70 orang lelaki yang soleh.

Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah SAW di syurga.

Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab maka syurga baginya.

Syurga berada di bawah telapak kaki ibu.

Apabila kedua orang tuamu memanggilmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.

Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya, akan tertutup baginya pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah ia dari pintu manapun yang ia kehendaki tanpa melalui hisab.

Aisyah RA berkata; "Barang siapa diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan penjadi penghalang baginya daripada api neraka."

Barang siapa yang membawa hadiah untuk keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah ia mendahulukan anak perempuannya daripada anak lelaki. Dan barang siapa yang menyukakan anak perempuannya, seolah-olah ia memerdekakan anak nabi Ismail AS.

Aisyah RA berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar hak-nya terhadap wanita? Jawab Rasulullah; "Suaminya." Lalu siapa pula yang lebih berhak terhadap lelaki? beliau menjawab; "Ibunya!"

Wanita yang sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, akan masuk syurga dari pintu manapun yang ia kehendaki. Ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan akan beristighfar untuk wanita yang taat kepada suami, menjaga sholat, serta puasanya.

Wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT akan memasukkan dia kedalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya.

Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan baginya 1000 keburukan. Apabila seorang wanita mulai merasa sakit ketika hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad di jalan Allah SWT. Apabila telah lahir seorang anak lalu disusui oleh ibunya, maka dari setiap teguk air susu tersebut, ibunya diberi satu kebajikan.

Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur karena menjaga anaknya yang sedang sakit, maka Allah SWT akan memberikan pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba sahaya yang dengan ikhlas membela agama Allah SWT dan mengampuni seluruh dosa-dosanya. Dan apabila ia menghibur anaknya, maka Allah akan memberinya 12 tahun pahala ibadah.


Apabila seorang ibu melahirkan anaknya, maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya.


Seorang wanita yang jahat lebih buruk daripada 1000 lelaki yang jahat.


Dua rakaat sholat dari seorang wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat sholat wanita yang tidak sedang hamil.


Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang, akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.


Wanita yang meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan masuk syurga.

Jika seorang wanita menyusui anaknya sampai cukup waktu, yakni selama 2,5 tahun, maka malaikat di langit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya.

Seluruh manusia akan dipanggil untuk melihat wajah Allah SWT di akhirat kelak, namun Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberatkan urusan auratnya, yaitu yang memakai purdah dengan istiqamah.

Wanita yang memerah susu binatang dengan mengucap bismillah, akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

Untuk dijadikan renungan bagi setiap wanita yang ingin memiliki syurga.

AL-AKHLAK AL-ISLAMIYAH

I. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlak secara etimologis adalah perangai, kebiasaan, tradisi, perbuatan dan tingkah laku, baik terpuji maupun tercela. Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari khuluq.
Untuk memberikan gambaran tentang akhlak disini dikemukakan beberapa definisi atau batasan pengertian dari beberapa ahli antara lain :
Definisi Ibnu Athir dalam kitabnya An-Nihayah.
Khuluq ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedangkan akhlak gambaran bentuk luarnya.
Definisi Ibnu Maskawih dalam kitabnya Tahdzibul Akhlaq Wa Tathhirul A’raq, akhlak ialah :
Sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu).
Definisi Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumiddin :
Akhlak ialah ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan / pikiran (terlebih dahulu).
Akhlak Islamiyah adalah akhlak dengan sumber ajaran wahyu Allah yang tercantum dalam kitab suci al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasul Muhammad melalui sunnahnya sehingga tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Moral atau etika adalah prilaku yang bersumber dari masyarakat sehingga dipengaruhi oleh ruang dan waktu.

II. Akhlak Rasulullah
Salah satu dari ajaran pokok agama Islam yang dibawa Rasul Muhammad SAW adalah konsepsi yang berkaitan dengan penyempurnaan akhlak. Akhlak yang diajarkan Rasul Muhammad misinya bersifat abadi dan universal, yaitu untuk seluruh manusia disepanjang masa. Ia merupakan inti ajaran Islam yang memberi bimbingan bagi kehidupan mental dan jiwa umat manusia yang dalam dimensi inilah terletak hakekat dan martabatnya. Sikap mental, kehidupan jiwa dan akhlak yang luhur itulah yang menentukan wujud dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Mengenai misi pokoknya yang berkaitan dengan penyempurnaan akhlak, beliau bersabda : “Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk melengkapi kesempurnaan akhlak”. (H.R. Baihaqi).
Seluruh aspek dari sejarah kehidupan dan perjuangannya, menjadi bukti bagi umat manusia akan kebenaran sabda beliau tersebut. Dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa, menyusul masa dibangkitnkannya menjadi Rasul, dipenuhi dengan bukti-bukti sejarah. Tidak pernah dijumpai cacad atau kekurangan dalam sejarah hidup Nabi, meskipun beliau hidup dalam lingkungan masyarakat jahiliyah yang diliputi dengan kebodohan dan kedzaliman. Pribadinya yang agung dan kokoh tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang tidak baik, karakternyalah yang kemudian merubah secara berani kehidupan manusia dizamannya dan zaman sesudahnya menuju kehidupan yang lebih baik. Ia mengubah suatu masyarakat dari manusia jahiliyah yang terbelakang dan tidak dikenal sejarah menjadi suatu masyarakat yang modern yang diperankan oleh manusia-manusia baru yang beriman dan bertaqwa. Dalam waktu yang relatif singkat dengan keluhuran akhlaknya, beliau berhasil merubah masyarakat yang terbelakang menjadi masyarakat maju yang menentukan sejarah dunia.
Al-Qur’anul Karim memuji akhlak beliau dalam salah satu ayatnya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berada pada akhlak yang agung”. (al-Qalam, 68 : 4). Keagungan akhlak Rasulullah menjadi contoh dari suri taudalan bagi setiap orang yang beriman dan mereka yang ingin meraih kesuksesan dalam segala kehidupan. Kaum muslimin secara keseluruhan diperintahkan oleh al-Qur’an agar menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai contoh dan tauladan dalam segala kehidupannya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia menyebut Allah sebanyak-banyaknya”. (al-Ahzab, 33 : 21).

Dalam kegiatan hariannya, Rasul Muhammad SAW terus membimbing umatnya menuju kepada akhlak yang luhur, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Manusia diarahkan menghubungkan silaturahmi terhadap sesamanya, memuliakan tamu, berbuat baik terhadap tetangga, mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Semua orang dibimbing dengan penuh kebijaksanaan menjadi manusia-manusia yang penyantun dan dermawan, bahwa tangan di atas lebih baik dan dicintai dari tangan yang di bawah. Pada setiap orang dituntunnya agar setia memegang amanah, berdisiplin, memenuhi janji, melaksanakan kewajiban dan menunaikan hak-hak sesama. Ucapan Rasulullah SAW seperti juga ucapan para sahabatnya dan orang-orang yang beriman selalu sesuai dengan perbuatan dan kenyataan.

III. Fungsi Akhlak
Akhlak Islamiyah secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak terhadap Khalik atau pencipta (Allah SWT) dan akhlak terhadap makhluk. Makhluk dibagi menjadi dua bagian yaitu manusia dan bukan manusia. Akhlak terhadap manusia terdiri dari enam bagian yaitu akhlak terhadap : (1) Para Nabi dan Rasul, (2) akhlak terhadap diri sendiri, (3) akhlak terhadap keluarga, (4) akhlak terhadap masyarakat, (5) akhlak terhadap bangsa, dan (6) hubungan antar bangsa.
Akhlak terhadap makhluk bukan manusia terdiri dari : (1) Akhlak terhadap hewan (fauna), (2) akhlak terhadap tumbuh-tumbuhan, (3) akhlak terhadap benda mati.
Akhlak kepada Khalik (Allah) antara lain :

Mencintai Allah melebih cinta kepada segalanya.
Mencintai dan membenci sesuatu karena Allah semata.
Bersikap takut kepada Allah dengan jalan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Senantiasa mengharap dan mencari Ridhonya.
Mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.
Bertobat dan berdo’a kepada-Nya
Menerima dengan tulus terhadap segala qada dan qadar-Nya
Senantiasa bertawakkal pada-Nya
Membaca dan mempelajari firmannya.

Akhlak terhadap para Nabi dan Rasul :

Mentauladani Sunnahnya.
Mengucapkan shalawat atasnya.
Mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
mengikuti akhlak dan kehidupannya.

Akhlak terhadap diri sendiri :

Menjaga kesucian diri dan menutup aurat.
Jujur dalam perkataan dan perbuatan.
Menepati janji, sabar, rendah hati, memiliki budaya malu.
Menghindari hasad (dengki) dan dendam.
Berlaku adil terhadap diri sendiri, keluarga dan orang lain.
Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
Bersikap ikhlas, merasa cukup dengan apa yang ada dan bersyukur.

Akhlak terhadap keluarga :

Mendidik keluarga (istri, anak, dan sebagainya).
Menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang.
Saling menunaikan kewajiban dengan baik.
Berbakti kepada orang tua.
Mengekalkan hubungan silaturahim.

Akhlak terhadap tetangga :


Saling bantu dan menolong.
Saling mengunjungi, saling memberi dan saling hormat-menghormati.
Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.

Akhlak terhadap masyarakat :

Menghormati nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
Tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.
Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Menyantuni fakir miskin.
Bermusywarah dalam segala urusan.
Memuliakan tamu dan anggota masyarakat.
Menunaikan Amanah.

Akhlak terhadap lingkungan hidup :

Mengelola alam (benda mati, flora dan fauna) untuk kepentingan bersama yang bermanfaat sesuai dengan yang diamanatkan Allah SWT.
Kasih terhadap sesama makhluk.
Tidak menyakiti hewan atau merusak alam.

Translate to Arabic Translate to Bahasa Indonesia Translate to Bulgarian Translate to Simplified Chinese Translate to Croatian Translate to English Translate to Czech Translate to Danish TTranslate to Dutch Translate to Finnish Translate to French Translate to German Translate to Greek Translate to Hindi Translate to Italian Translate to Japanese Translate to Korean Translate to Norwegian Translate to Polish Translate to Portuguese Translate to Romanian Translate to Russian Translate to Spanish Translate to Swedish Translate to Slovak Translate to Serbian Translate to Thai Translate to Turkey Translate to Filipino Translate to Filipino