This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Bersama Dr. KH. Moh. Hamdan Rasyid, MA, Kepala Bidang Takmir Mesjid Raya Jakarta Islamic Centre Jakarta, "Dakwah itu kewajiban kita, lakukan yang terbaik untuk umat ! semoga Allah selalu merahmatimu...

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.


Kamis, 30 Desember 2010

download mp3 qira'at anak duet - asep heriyanto dan heri qusaeri

asep heriyanto dan heri qusaeri adalah dua anak kembar yang ada di kaset bimbingan tilawatil quran ust.muammar za vol.1-3

http://www.ziddu.com/download/13190439/asep_heriyanto_dan_heri_qusaeri_A.rar.html

Kamis, 23 Desember 2010

DEFINISI SUNNAH

Syariat yang telah sempurna ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam makna umum. Adapun sunnah itu sendiri, terbagi menjadi empat definisi:

PERTAMA
Sesungguhnya, segala sesuatu yang terdapat di dalam Al-Kitab (Al-Quran –pen) dan As-Sunnah (hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia merupakan sebuah jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh definisi ini adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ

“Barangsiapa yang menolak sunnahku maka dia bukanlah bagian dariku.” (H.R. Bukhari [5063] dan Muslim [1401])

KEDUA
Sunnah yang bermakna “al-hadits”. Hal tersebut jika digandengkan dengan “Al-Kitab”. Di antara contohnya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Wahai sekalian manusia, sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya maka kalian kalian tidak akan tersesat selamanya: (yaitu) Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنِّيْ قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ

“Sesungguhnya telah aku tinggalkan dua hal bagi kalian sehingga kalian tidak akan tersesat selamanya setelah berpegang teguh dengan kedua hal tersebut: (yaitu) Kitabullah dan sunnahku.”

Kedua hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak beliau (I/93).

Di antara bentuk kata “sunnah” yang bermakna “al-hadits” adalah perkataan sebagian ulama dalam menyebutkan beberapa permasalahan, “Dan ini adalah sebuah permasalahan yang berdasarkan dalil Al-Kitab, as-sunnah, dan ijma’ para ulama.”

KETIGA
Sunnah pun dapat didefinisikan sebagai lawan dari bid’ah. Di antara contoh penggunaannya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ‘Irbadh bin Sariyah,

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ، تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِانَّوَاجِذِ، وَ إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ؛ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٌ ضَلاَلَةٌ

“Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang tetap hidup (setelah kematianku –pen), niscaya akan menyaksikan banyak perselisihan. Maka, berpegang teguhlah kalian dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang memperoleh petunjuk dan berilmu. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta berhati-hatilah terhadap perkara-perkara baru yang dibuat-buat. Sungguh, setiap perkara baru yang dibuat-buat adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat!” (Hadits ini dikeluarkan oleh Abu Daud [4607] -–lafal hadits ini adalah milik beliau–, dikeluarkan pula oleh At-Tirmidzi [2676] dan Ibnu Majah [43—44]; At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih”)

Di antara contoh penerapan istilah “sunnah” yang bermakna “lawan dari bid’ah” adalah sebagian ulama hadits zaman dahulu yang menyebut buku-buku karya mereka dalam bidang akidah dengan nama “As-Sunnah”, semisal As-Sunnah karya Muhammad bin Nashir Al-Marwazii, As-Sunnah karya Ibnu Abii ‘Aashim, As-Sunnah karya Al-Laalikaa`i, dan selainnya. Dalam kitab Sunan karya Abu Daud pun terdapat bab berjudul “As-Sunnah” yang memuat banyak hadits tentang akidah.

KEEMPAT
Sunnah pun dapat bermakna “mandub” dan “mustahab”, yaitu segala sesuatu yang diperintahkan dalam bentuk anjuran, bukan dalam bentuk pewajiban. Definisi ini digunakan oleh para ahli fikih. Di antara contohnya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ

“Seandainya bukan karena takut memberatkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka untuk melakukan siwak setiap hendak melaksanakan shalat.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [887] dan Muslim [252])

Sesungguhnya perintah untuk bersiwak berada pada derajat anjuran, dan hal tersebut semata-mata karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir akan memberatkan umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menetapkannya sebagai sebuah kewajiban.

(terjemahan kutipan dari kitab “Al-Hatstsu ‘Alaa Ittibaa’is Sunnah wat Tahdziiru minal Bida’i wa Bayaanu Khatharihaa”, karya Syeikh ‘Abdul Muhsin bin Hamd Al-’Abbaad Al-Badr)

Dari Ummul Hasan Athirah
Muraja’ah: Ust. Aris Munandar


PERAWI HADITS

Menjadi seorang perawi hadits, tidaklah mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya, menguasai dan hafal ribuan hadits, menguasai matan dan sa-nad hadits, menguasai ilmu dirayah dan hwa-yah, ilmu rijalul hadits, dan lain sebagainya.

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhary al-Jufi atau lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari (194-256 H) dan Abu al-Hasan Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy an-Naisabury atau popular dengan sebutan Imam Muslim (204-261 H). Keduanya merupakan dua otoritas tertinggi dalam dunia periwayatan hadits sahih.

hadits hadits yang diriwayatkan oleh keduanya memberi syarat yang sangat ketat atas matan (isi) ataupun sanad (silsilah periwayatan) hadits. Integritas orang-orang yang menwayatkan hadits (perawi hadits) juga sangat diperhatikan, seperti tidak pernah berdusta. kuat ingatannya. pernah bertemu dengan perawi sebelumnya, dan lain-lain. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Imam Bukhari pernah menolak integritas seorang perawi hadits, hanya karena orang itu pernah berdusta kepada seekor kuda. Ia memanggil kuda dengan berpura-pura memberi makan, padahal di genggaman tangannya tidak ada makanan.

Demikian pula. Imam Muslim mempunyai otoritas yang sangat tinggi dalam periwayatan hadits. Muslim bin Qasim al-Qurtuby, salah satu dari teman dekat ad-Daruqutny, telah berkata di dalam kitab Tankh-nya saat mengomentari Imam Muslim, "Tidak seorang pun menyusun kitab hadits yang menyamainya. Ini mengacu pada bagusnya ia dalam hal

penyusunannya, pengaturannya, dan kemudahan untuk menemukan hadits yang dicari. Ia menjadikan setiap hadits ada pada satu bab yang sesuai dengannya, menghimpun di dalamnya cara-cara penyusunan yang diinginkan, di samping memilih di dalam penyebutannya dan menyebutkan lafaz-lafaz yang berbeda-beda." Dengan persyaratan yang sangat ketat, terutama atas matan dan sanad, tak heran kalau hadits-hadits yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim {muttafaq alaihi) menempati tingkatan teratas hadits sahih.

Karena itulah, tampaknya pengarang kitab Al-Lulu wa al-Marjan, Muhammad Fuad Abdul Baqi. berusaha mengumpulkan hadits-hadits sahih yang diriwayatkan oleh keduanya, lalu dibukukan dalam kitab ini. Wa Allahu Alam.

Dari kelana-ed-sya

Rabu, 22 Desember 2010

BENARKAH ISLAMOPHOBIA ITU ADA?

Jauh sebelum tragedi 11 September, hubungan antara dunia barat (Amerika dan sekutunya) dan dunia Islam memang sudah tidak dapat dikatakan harmonis. Sejarah mencatat, pertikaian barat dan Islam diawali pada saat Perang Salib abad ke-12 dan terus berlanjut sehingga menyisakan dendam yang sulit dilupakan kedua belah pihak. Ketidaksukaan barat terhadap timur (Islam) bahkan sampai melahirkan sebuah gerakan pemikiran yang dikenal dengan Orientalisme.

Orientalisme adalah suatu gerakan yang timbul di zaman modern, pada bentuk lahirnya bersifat ilmiah, yang meneliti dan memperdalam masalah ketimuran khususnya Islam. Tetapi di balik penelitian masalah ketimuran itu mereka berusaha memalingkan masyarakat Timur dari Kebudayaan Timurnya (Islam), berpindah mengikuti keinginan aliran Kebudayaan Barat yang sesat dan menyesatkan. Orientalis, adalah kumpulan Sarjana-sarjana Barat, Yahudi, Kristen, Atheis dan lain-lain, yang mendalami bahasa-bahasa Timur (bahasa Arab, Parsi, Ibrani, Suryani dan lain-lain), terutama mempelajari bahasa Arab secara mendalam.

Studi ini mereka gunakan untuk memasukkan ide-ide dan faham- faham yang bathil ke dalam ajaran Islam, agar aqidah, ajaran dan Da’wah Islam merosot, berkurang pengaruhnya terhadap masyarakat, tak berbekas dalam kehidupan, tidak mampu mengangkat derajat kemanusiaan, tidak berperan lagi untuk melepaskan manusia dari perhambaan pada makhluk, dan tujuan Islam tak kunjung tercapai dalam mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan (Zhulumaat: kufur, syirik, fasik, lemah, bodoh, tertindas, miskin, dijajah, dianiaya, dan dalam keadaan terbelakang dalam segala bidang) menuju An Nur (kebalikan dari Zhulumaat, yaitu bertauhid, iman, kuat,pintar, cerdas, adil, aman, makmur, maju dan lain sebagainya).

Alergi dunia barat terhadap dunia Islam dipertegas oleh Samuel P Huntington melalui bukunya Clash of Civilizations. Tesis Huntington tentang benturan peradaban antara peradaban Kapitalisme barat, Konfusianis China dan Islam seolah memang benar terbukti jika kita melihat kondisi hari ini. Kontradiksi-kontradiksi antar peradaban ini kemudian akan menciptakan konflik yang berakar dari benturan peradaban besar dalam hal ini adalah hegemoni barat, universalisme Islam dan arogansi China.

Pada suatu saat, dialektika-dialektika yang terjadi diantara peradaban akan menciptakan suatu tatanan dunia yang benar-benar baru. Tesis Huntington ini mencerminkan adanya ketidaksukaan pada budaya timur khususnya Islam (Islamophobia). Tampaknya Konfusianis China dapat bangkit mensejajarkan diri dengan Kapitalisme barat sehingga keduanya bertarung sebebas-bebasnya dalam perekonomian dunia. Lalu bagaimana dengan Islam, Islam saat ini memang sedang terpuruk, hampir hancur digilas Kapitalisme barat. Apa lagi pasca tragedi 11 September yang menimbulkan phobia terhadap Islam dan usaha untuk memarjinalisasi umat muslim merupakan usaha yang menguntungkan. Dunia barat mencari sebuah cara untuk memeras keuntungan dari industri rasa takut tersebut. Tentu kita masih ingat film Fitna buatan Gert Wilders seorang Yahudi Belanda, karikatur nabi dan pelarangan dan kampanye anti jilbab di eropa.

Di Indonesia umat Islam yang mayoritas sejak zaman kolonial sampai hari ini pun tidak luput dapat serangan kelompok pengidap Islamophobia. Kalau dahulu pada zaman kolonial Snouck Hurgronje yang sempat berganti nama menjadi Abdul Ghafar memetakan kondisi mikro bilogis Islam di Indonesia untuk digunakan melemahkan perlawanan umat Islam terhadap penjajahan Belanda. Saat ini pemerintah pun telah terkooptasi dan termakan propaganda barat dengan memposisikan umat Islam sebagai pelaku aksi terorisme bahkan sempat ada wacana untuk mengadakan sweeping di pesantren-pesantren yang dilakukan oleh pihak kepolisian tentu saja atas pesananan asing.

Belum lama ini ustadz Abu Bakar Ba’asyrir kembali dicekal dengan dugaan membiayai latihan militer di Aceh dan terkait beberapa aksi teror di Indonesia. Tetapi seperti akan mengulangi kejadian sebelumnya bahwa dugaan itu hanya sebatas rekayasa untuk kepentingan asing atau pun sengaja mengalihkan isu pemberantasan korupsi yang tidak ada habisnya. Sehingga wajar saja jika apa yang dilakukan pemerintah ini, dinilai telah menyudutkan umat Islam, kalau nantinya semua ulama yang mengadakan kegiatan pengajian di Indonesia dikatakan sebagai jaringan terorisme. Apakah berlebihan kalau saya katakan bahwa Islamophobia memang ada dan bahkan sedang menghantui serta menteror umat Islam di Indonesia.

Dari Fariz Maulana Akbar

SAAT ISLAMOPHOBIA MARAK DI AMERIKA

Katanya Amerika kampiun demokrasi dan contoh kebebasan beragama. Cordoba House membuktikan lain. Bahkan ada upacara membakar Quran.

FEISAL Abdul Rauf, 62 tahun, sekarang jadi sasaran caci-maki di Amerika Serikat. Soalnya, warga Amerika berdarah Kuwait inilah pemimpin Cordoba Initiative , bersama istrinya, Daisy Khan, dan pengusaha real estate Sharif al-Gamal. Mereka punya ide membangun Cordoba House.

Itulah pusat komunitas Islam – berupa gedung 13 lantai -- yang direncanakan terdiri dari masjid berkapasitas 2000-an jemaah, pusat kesenian (performing arts center) berkapasitas 500 pengunjung, restauran, lapangan basket, kolam renang, pusat kebugaran (fitness center), sekolah, toko buku, dan berbagai aktivitas lain. Biaya pembangunannya ditaksir mencapai 100 juta dollar (sekitar Rp 900 milyar). Cukup wah.

Pusat komunitas itu akan berdiri di bekas bangunan gudang di Park Place (biasa disebut Park 51), yang mereka beli seharga 5 juta dollar tahun lalu. Semua izin yang diperlukan sudah diperoleh. Walikota New York Michael Bloomberg sejak awal memang mendukung rencana ini.

Tempat itu terpaut cuma dua blok dari Ground Zero, lokasi tempat berdirinya dulu menara kembar World Trade Center (WTC) di Mahattan, New York. Kini World Trade Center hanya tinggal nama setelah dirubuhkan serangan teroris pimpinan Usamah Bin Laden pada 11 September 2001.

Feisal Abdul Rauf mau pun teman-temannya di Cordoba Initiative tentu saja tak ada hubungan dengan Usamah, putra konglomerat Arab Saudi yang kini jadi buron nomor satu Amerika Serikat itu.

Tapi lokasi Cordoba House dekat Ground Zero, dijadikan alasan oleh sejumlah tokoh konservatif dan Kristen ekstrem untuk menantang pembangunan pusat komunitas itu. Tokoh-tokoh politik dari Partai Republik yang beroposisi bersama organisasi kemasyarakatan pendukungnya Tea Party, tampaknya memanfaatkan situasi demi keuntungan politik.

Maklumlah November ini,memilih sebagian Gubernur, sebagian anggota Senat dan seluruh anggota DPR (House of Representative). Partai Republik yang minoritas di Senat mau pun DPR tampaknya ingin membalikkan keadaan.

Sarah Palin, bekas Gubernur Alaska, calon Wapres Partai Republik yang gagal dalam pemilihan presiden lalu, menulis di Twitter bahwa pembangunan masjid di Ground Zero adalah tindakan provokasi yang tak perlu. "Itu menusuk hati," tulisnya.

Bekas Ketua DPR (House Speaker), juga dari Partai Republik, Newt Gingrich, menulis bahwa tak akan ada masjid di dekat Ground Zero selama tak ada gereja atau sinagog di Saudi Arabia.

Apa kaitan Cordoba Initiative dengan Kerajaan Saudi Arabia? Tak ada. Para pengurus panitia pembangunan Cordoba House semua warga negara Amerika Serikat, bukan Saudi Arabia. Artinya: bukan pemerintah Arab Saudi yang akan membangun masjid di Manhattan, maka sungguh tak relevan menghubungkan pembangunan Cordoba House dengan eksistensi gereja atau sinagog di Saudi Arabia.

Muslim Jadi Hantu

Tapi Gingrich terus berkoar-koar, menurut sementara pengamat, untuk meningkatkan populeritas karena ia ingin mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilu mendatang.

Malah pemakaian nama Cordoba, oleh Gingrich, dituduh hanya untuk mengingatkan orang bahwa Islam pernah menundukkan dan menjajah Kristen di Spanyol. Cordoba adalah ibu kota Kerajaan Islam di Spanyol dulu.

Padahal panitia menggunakan nama Cordoba untuk simbol perdamaian karena di Cordoba dulu orang Islam, Kristen, dan Yahudi, hidup berdampingan dengan damai sepanjang ratusan tahun.

Tokoh Partai Republik lainnya, Gubernur Minnesota Tim Pawlenty mengatakan pembangunan masjid akan menurunkan martabat dan kehormatan kawasan Ground Zero. Pernyataan ini lebih aneh lagi. Sebab di Manhattan selama ini sudah ada setidaknya 2 masjid dan sebuah sinagog, selain klub malam, café, studio tari telanjang, pelacuran homo, dan bermacam tempat maksiat.

Salah satu adalah Masjid Manhattan berdiri tahun 1970 di Warren Street atau kira-kira 4 blok dari Ground Zero. Yang satu lagi berdiri 1985, Masjid al-Farah di West Broadway sekitar 12 blok terpaut dari Ground Zero.

Feisal Abdul Rauf sejak lama menjadi imam di Masjid al-Farah sampai belakangan ini ia sibuk di Cordoba Initiative. Ide mendirikan masjid baru karena kedua masjid tadi sudah terlalu kecil oleh bertambahnya jemaah.

Bekas Gubernur Massachusetts dan salah satu kandidat calon presiden dari Partai Republik dalam Pemilu lalu, Mitt Romney, menentang pembangunan masjid itu dengan dalih mengikuti keinginan keluarga para korban peristiwa teror 11 September. Selain ia melihat masjid itu berpotensi menjadi tempat rekrutmen dan propaganda global kelompok ektremis.

Padahal sesungguhnya, keluarga korban 11 September terpecah: sebagian menolak pembangunan Cordoba House, sebagian lagi mendukungnya.

Tapi yang jelas, serangan para tokoh itu segera bergaung ke seantero negeri dalam bentuk gelombang kebencian kepada Islam (Islamophobia) dan menyebabkan kaum Muslim Amerika Serikat terancam.

Sejumlah bus kota di New York kini terlihat berkeliling dengan iklan menempel di dinding, menggambarkan sebuah pesawat udara sedang menukik menuju menara World Trade Center yang diberi nama ‘’Mega Mosque’’ -- masjid mega. Lalu ada pertanyaan: ‘’Why there?’’ Mengapa di sana?

Iklan yang mengaitkan serangan teroris 11 September dengan pembangunan masjid itu dipesan sebuah kelompok penentang pembangunan Cordoba House yang menamakan diri American Freedom Defence Initiative.

Azeem Khan dari The Islamic Circle of North America, mengatakan iklan itu hanya untuk menyebarkan ketakutan dan kebencian pada kaum Muslim Amerika Serikat. ‘’Mereka ingin Islam dan kaum muslim jadi hantu sekarang,’’ katanya seperti ditulis koran online Inggris, guardian.co.uk, 12 Agustus lalu.

Presiden Barack Obama berusaha mengubah keadaan dengan menyatakan dukungan tegas atas pembangunan masjid itu. Kata Obama, ummat Islam memiliki hak yang sama untuk mempraktekkan agamanya sebagaimana warga lainnya . ‘’Itu termasuk hak membangun rumah ibadah dan pusat komunitas di Lower Manhattan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Ini Amerika. Komitmen kita kepada kebebasan beragama tak bisa digoyahkan,’’ kata Obama dalam acara buka puasa bersama (iftar) di Gedung Putih, pertengahan Agustus.

Apa pun kata Obama, yang jelas, membangun masjid tak gampang di Amerika Serikat, negeri kampiun demokrasi dan paling suka menggurui negeri lain dalam mempraktekkan kebebasan beragama.

Terbukti setelah dukungannya, Obama malah dicurigai sebagai pemeluk Islam. Survei yang dilakukan kemudian menunjukkan meningkatnya jumlah orang Amerika yang percaya – kini satu di antara lima orang Amerika -- Obama seorang pemeluk Islam. Gedung Putih pun sibuk membantahnya sekalian menegaskan Obama seorang Kristen yang mempraktekkan ajaran Kristen.

Sekarang bukan hanya Cordoba House yang jadi masalah – walau semua izin yang diperlukan sudah diperoleh – tapi juga sejumlah masjid atau Islamic center di tempat lain. Tantangan selalu muncul dari kelompok sayap kanan yang konservatif, apakah karena fanatisme agama Kristen atau kepentingan politik. Para tokoh Partai Republik terlihat menunggangi isu itu.

Di Murfreesboro, kota berpenduduk 100.000 jiwa di Tennessee, rencana pembangunan Islamic center di lokasi seluas 15 acre mendapat tentangan keras dari kelompok ekstrem Kristen pendukung Partai Republik. Mereka menuduh kompleks itu akan jadi tempat pelatihan teroris untuk menjatuhkan pemerintahan Amerika Serikat dan memberlakukan syariat Islam.

‘’Itu bukan agama. Mereka adalah grup militer politis,’’ kata Bob Shelton, 76 tahun, pensiunan yang tinggal di dekat areal itu, seperti disiarkan kantor berita Associated Press, 9 Agustus lalu.

Shelton adalah salah satu dari ratusan demonstran yang memperotes pembangunan Islamic center itu. Banyak di antara mereka memakai baju oblong dengan tulisan ‘’Vote for Jesus’’, sembari membawa poster ‘’No Sharia law for USA’’ (Tak ada hukum syariah untuk Amerika Serikat). Akibat demo-demo itu penduduk muslim setempat terpaksa minta perlindungan polisi untuk melaksanakan ibadah di masjid.

Bom Pipa Meledak

Beberapa bulan sebelumnya, di Temecula, selatan California, kelompok Tea Party membawa beberapa anjing galak untuk menghadang umat Islam setempat yang sedang melaksanakan salat Jumat. Mereka melakukannya sebagai protes atas rencana pembangunan masjid baru di areal kosong di situ.

Beberapa peristiwa mirip terjadi di berbagai daerah lain seperti di Texas atau Wisconsin. Di Sheboygan, Wisconsin, sejumlah pendeta terlibat polemik seru dengan sekelompok muslim yang ingin membuka sebuah masjid. Dulunya masjid itu adalah toko makanan kesehatan, lalu dibeli seorang dokter yang muslim karena ingin menjadikannya masjid.

Di Texas, jemaah Masjid An-Noor nyaris baku hantam dengan sekelompok orang yang menamakan diri ‘’Operation Save America’’ (operasi selamatkan Amerika) yang tiba-tiba mengepung masjid sembari berteriak-teriak menyemburkan kalimat-kalimat yang penuh kebencian.

Masih di Texas, di Kota Arlington, kompleks Dar El Eman Islamic Center akhir Juli lalu dirusak dan dibakar orang tak dikenal. Kerusakan cukup parah di bagian permainan anak-anak (play ground). Sampai sekarang polisi belum berhasil menangkap orang yang bertanggung jawab atas perbuatan anarkis ini.

Di Islamic Center Jacksonville, Florida, awal Mei lalu, sebuah bom pipa meledak. Tak ada korban. Tapi peristiwa itu sangat mengejutkan para jemaah masjid.

Yang paling gila adalah program yang direncanakan sebuah gereja di Gainesville, Florida, dipimpin Pendeta Terry Jones. Mereka akan mengadakan upacara pembakaran kitab suci al-Quran di gereja itu pada 11 September 2010, melalui sebuah upacara yang mereka juluki “The International Burn A Quran Day’’ (Hari pembakaran Quran internasional). Upacara itu dimaksudkan untuk memperingati serangan teroris ke WTC, 11 September 2001.

Berbagai persiapan telah dilakukan di gereja miik The Dove World Outreach Center itu. Antara lain dengan membuat facebook yang memuat berbagai alasan pembenaran atas rencana mereka.

Sekarang di facebook itu bisa ditemukan pengumuman ini: On September 11th, 2010, we will burn the Koran on the property of Dove World Outreach Center in Gainesville, FL, in remembrance of the fallen victims of 9/11 and to stand against the evil of Islam. Islam is of the devil (Pada 11 September 2010, kami akan membakar Quran di properti Dove World Outreach Center di Gainesville, FL, untuk memperingati korban yang gugur pada 11 September dan menyiapkan diri melawan kejahatan Islam. Islam dari setan).

Kalimat terakhir itu, Islam is of the devil (Islam dari Setan), diambil dari judul buku yang ditulis Pendeta Terry Jones. Isi buku itu sudah bisa ditebak hanya hujatan terhadap Islam dan muslim. ‘’Tujuan semua protes ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada muslim untuk bertobat,’’ kata pendeta itu (Huffington Post, 28 Juli 2010).

Majelis Tertinggi Al-Azhar di Kairo dalam pernyataannya 12 Agustus lalu, mengutuk rencana gereja di Florida itu dan menuduhnya sebagai tindakan menghasut, menyebarkan kebencian dan diskriminasi. Al-Azhar mengimbau gereja lain di Amerika Serikat untuk mengutuk rencana itu (Associated Press, 12 Agustus 2010).

Selain dari Al-Azhar, reaksi kelompok Islam yang lain belum terdengar. Yang jelas bila kelak rencana ini terlaksana, bearti upacara pembakaran al-Quran itu dilaksanakan tepat ketika ummat Islam melaksanakan perayaan Idul Fitri.

Memang sikap Islamophobia yang penuh kebencian dari Pendeta Terry Jones tak bisa disebut sebagai gambaran sikap seluruh ummat Kristen Amerika Serikat terhadap Islam. Tapi menurut Profesor John Esposito, ahli studi Islam paling terkemuka di Amerika Serikat dari Georgetown University, Washington, banyak orang Amerika menerima pikiran-pikiran Pendeta Terry Jones.

Pertentangan dalam rencana pembangunan masjid di Ground Zero, menjadi tameng bagi orang-orang untuk melampiaskan kebencian terhadap Islam secara lebih terbuka setelah serangan 11 September yang traumatis.

Setelah 11 September, apa yang terlihat sebagai peristwa lokal telah mengglobal dan menjadi payung sehingga orang tiba-tiba merasa bebas terbuka dengan keberatannya terhadap orang Islam. “Menurut sejarahnya memang ada problem di Mississippi atau Georgia, atau New York, atau di mana pun ketika orang ingin mendirikan masjid,’’ kata Esposito (lihat guardian.co.uk, 12 Agustus 2010).

Maka perusakan masjid sering terjadi. Sekadar contoh, Maret lalu, hakim menjatuhkan hukuman 183 bulan penjara (15 tahun lebih) kepada Eric Ian Baker, 34 tahun, karena bersalah membakar masjid di Islamic Center of Columbia di Tennessee. Baker bersama dua temannya, Februari 2008, membakar masjid tadi dengan menggunakan bom Molotov.

Selain Baker, dua temannya telah dibawa ke pengadilan. Seorang di antaranya, Michael Corey Golden, dijatuhi hukuman 171 bulan penjara. Temannya, Jonathan Edward Stone, telah dinyatakan bersalah oleh hakim tapi hukumannya belum dijatuhkan.

Pengusiran Imigran China

Ditaksir penduduk muslim di Amerika Serikat sekarang tak sampai 5 juta. Tapi Islam di sana termasuk agama yang sedang tumbuh. Sekitar 10 tahun lalu, jumlah masjid di negeri itu hanya 1200. Sekarang, seperti dikatakan Profesor Ihsan Bagby, ahli studi Islam di University of Kentucky, sudah tumbuh menjadi 1900 masjid. Termasuk di dalamnya sejumlah Islamic center – seperti di New York, California, atau Tennessee – yang dapat menampung jumlah jemaah lebih banyak.

Ada pendapat yang mengatakan banyaknya pembangunan masjid itu berkaitan dengan banyaknya imigran di antara ummat muslim di sana. Mereka datang dari India, Pakistan, negeri-negeri di Afrika, atau Timur Tengah. Sebuah survei yang dilakukan Pew Research Center tiga tahun lalu, menemukan bahwa 39% dari penduduk dewasa Islam adalah imigran yang datang ke Amerika Serikat sejak 1990.

Imigran itu, menurut Diana Eck, Profesor dalam perbandingan agama di Harvard University, punya kecendrungan ingin membangun sesuatu. Dengan itu, mereka merasa tak lagi sekadar penumpang di negeri baru. ‘’Sebagian, itu menyebabkan komunitas menancapkan akarnya dan menjadikan Amerika rumah mereka,’’ kata Diana Eck (artikel Travis Loller, Associated Press, 9 Agustus 2010).

Pembangunan masjid atau Islamic Center memang tak berjalan mulus karena sering mendapat protes dari masyarakat. Itu tak aneh karena seperti dikatakan Profesor John Esposito tadi, sejumlah daerah di Amerika Serikat memang punya sejarah menolak pembangunan masjid.

Bila dilihat sejarah, bukan hanya Islam atau muslim yang mengalami penolakan seperti ini di Amerika Serikat. Di tahun 1800-an, muncul agama Mormon (sekarang gerejanya bernama the Church of Jesus Christ of Later-Day Saints) dengan Joseph Smith sebagai nabi.

Apa yang terjadi? Kelompok agama baru ini diburu dan nabinya ditangkap. Belum cukup. Pada 27 Juni 1844, ratusan massa menyerbu penjara di Missouri dan membunuh Joseph Smith dan pembantunya yang ditahan di sana.

Penolakan juga terjadi ketika agama Katolik masuk dan berkembang di Amerika Serikat. Terjadi konflik dan kerusuhan. Mereka mengalami diskriminasi . Sejarah Amerika Serikat juga dikotori oleh peristiwa pembunuhan dan pengusiran imigran China.

Bila diamati apa yang terjadi di sana maka kita di Indonesia jauh lebih menghargai kelompok mintoritas. Pada Hari Raya Nyepi di Bali, misalnya, pendud uk muslim atau Kristen ikut berkurung bersama ummat Hindu karena semua toko, pasar, bahkan lapangan terbang harus ikut ‘’nyepi’’.

Pemerintah memberlakukan hari libur pada semua hari besar agama, tak terbatas hari besar agama mayoritas seperti yang terjadi di Amerika Serikat atau Eropa atau Australia. Dan umat Islam sebagai mayoritas menerimanya dengan ikhlas.

Kembali cerita pembangunan masjid di Gound Zero. Kini Feisal Abdul Rauf sudah dituduh sebagai ulama ekstrem, bahkan pendukung terorisme. Kelemahannya mulai dicari-cari. Misalnya, sekarang dipersoalkan ceramah Feisal Abdul Rauf pada 2004 di Masjid al-Farah di West Broadway, Manhattan.

Ketika itu Feisal mengatakan, dalam peperangan Islam tak membunuh orang-orang sipil tak berdosa. ‘’Adalah orang Kristen di dalam Perang Dunia II yang mengebom orang-orang sipil tak berdosa di Dresden (Jerman) dan Hiroshima (Jepang), sekali pun kedua daerah itu bukan sasaran militer,’’ katanya.

Belum sebulan terjadi peristiwa serangan 11 September, Feisal diwawancara dalam acara TV, CBS’s 60 Minutes. Ketika itu ia mengatakan bahwa pimpinan teroris Usamah Bin Laden adalah buatan Amerika Serikat ("Osama Bin Laden is made in the USA’’).

Sarah Palin, Rick Lazio, bekas anggota DPR (Partai Republik) dan kini calon Gubernur New York, atau bekas Gubernur New York dari Partai Republik, Rudy Giuliani, menjadikan pernyataan tadi sebagai alasan untuk menuduh Feisal Abdul Rauf sebagai pendukung kelompok radikal dan bersimpati kepada teroris Islam.

Tentu Rauf membantahnya, sebagaimana ia juga membantah dituduh sebagai anggota Ikhwanul Muslimun, organisasi di Mesir, yang mempromosikan Quran dan Hadis sebagai basis paling tepat bagi masyarakat.

Tugas Deplu ke Timur Tengah

Memang sampai sekarang belum satu pun tuduhan kepada ulama sufi ini bisa dibuktikan. Malah berbagai pernyataannya tadi sebenarnya punya cukup alasan. "Usama made ini USA’’, misalnya, bisa dibaca di berbagai buku yang sudah terbit selama ini.

Antara lain, Good Muslim, Bad Muslim, America, the Cold War, and the Roots of Terror (Three Leaves Press, Doubleday, New York 2005) yang ditulis Profesor Mahmood Mamdani, Direktur Studi Afrika Columbia University, New York. Atau bisa dilihat buku House of Bush, House of Saud (Scribner 2004) yang ditulis wartawan Crigh Unger.

Di kedua buku itu diungkapkan bahwa Usamah Bin Laden dan kawan-kawan Mujahidin-nya berjuang di Afghanistan mengusir tentara pendudukan Uni Soviet di tahun 1980-an, dengan bantuan badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Setidaknya diketahui CIA membantu mereka 3 milyar dollar ditambah rudal jinjing Stinger buatan Amerika yang banyak digunakan merontokkan heli tempur Uni Soviet.

Dari seluruh dunia, CIA mendatangkan para pejuang muslim – termasuk dari Indonesia – yang kemudian dilatih bertempur untuk menghadapi tentara Uni Soviet. Seperti diketahui Uni Soviet bisa dikalahkan dan harus menarik mundur pasukannya dari Afghanistan. Akibat kekalahan ini, antara lain, Uni Soviet kemudian terpecah-pecah.

Jadi kalau disebutkan Usamah Bin Laden buatan Amerika Serikat, memang ada benarnya. Karena CIA-lah yang melatih Usamah dan kawan-kawannya untuk bertempur dan mengenal berbagai model bahan peledak yang menjadi modal mereka dalam gerakan terorisme.

Belakangan, mereka menggemparkan dunia setelah berhasil merubuhkan Menara Kembar WTC di Manhattan, New York, 11 September 2001, memakan korban sekitar 3000 orang, hampir 10% di antaranya adalah muslim.

Di dalam House of Bush, House of Saud, Crigh Unger malah mengungkap bahwa keluarga Bin Laden dan keluarga Bush saling kenal dan bersahabat. George Bush atau ayahnya, George H.W.Bush, keduanya adalah mantan Presiden Amerika Serikat.

Selain itu, adalah fakta ketika Feisal Abdul Rauf mengatakan bahwa Amerika Serikat mengebom habis-habisan Dresden sehingga banyak orang sipil tak berdosa menjadi korban. Adalah fakta pula Amerika menjatuhkan bom nuklir di Nagasaki dan Hiroshima yang memakan korban banyak penduduk sipil di akhir Perang Dunia II.

Feisal adalah seorang sufi. Sebagai Imam Masjid al-Farah di Manhattan, ia dikenal moderat. Ia punya misi yang terus diperjuangkannya secara konsisten: membangun jembatan yang menghubungkan masyarakat Amerika, masyarakat muslim Amerika, dan masyarakat muslim dunia.

Untuk itulah, pada 1997, bersama istrinya, Daisy Khan yang berprofesi sebagai desain interior, ia mendirikan the American Society for Muslim Advancement, organisasi sipil yang bertujuan mempromosikan hubungan baik masyarakat Amerika dengan masyarakat muslim Amerika. Dalam kaitan itu pula Feisal telah menulis tiga buku, salah satu di antaranya What’s Right with Islam is What’s Right with America.

Wanita penulis terkenal dari Inggris yang banyak menulis tentang Islam, Karen Amstrong, memujinya sebagai figur jembatan karena ia memiliki akar yang dalam di dua dunia itu (Islam dan Barat). Ia belajar di Mesir, Inggris, Malaysia, dan Amerika Serikat, dan lalu memimpin masjid di Manhattan, New York.

Ketika terjadi peristiwa 11 September, menurut Karen Amstrong, banyak orang bertanya kepadanya, "Mana muslim moderat? Mengapa mereka sekarang tak bicara? Dengan Imam Rauf, kita memiliki muslim yang bisa bicara kepada orang Barat dengan bahasa yang bisa mereka mengerti,’’ tulis Amstrong dalam kata pengantar di sebuah buku Rauf.

Fareed Zakaria, wartawan dan kolomnis Majalah Newsweek itu, memuji pernyataan Feisal yang menyejukkan dalam hubungan antar-kepercayaan. Begitu pula Walter Isaacson, pemimpin Aspen Institute, organisasi yang membangun kerja sama muslim-kristen-yahudi. "Ia seorang yang konsisten menolak Islam radikal dan terorisme, mempromosikan Islam yang moderat dan toleran,’’ ujar Isaacson.

Karena itulah setelah peristiwa 11 September, atas permintaan polisi federal Amerika Serikat, FBI, Feisal melakukan pelatihan kebudayaan terhadap ratusan agen FBI. Tampaknya pelatihan itu untuk memberi pengenalan tentang muslim dan Islam bagi para agen FBI.

Selain itu, Feisal mendapat penugasan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk menjelaskan kondisi ummat Islam Amerika Serikat dan hubungannya dengan pemerintahan negeri itu kepada masyarakat Timur Tengah. Ia sudah dua kali mengelilingi Timur Tengah di tahun 2007, di zaman pemerintahan Presiden George Bush.

Kemudian untuk tahun 2010, mulai 20 Agustus lalu, Feisal kembali mengelilingi Timur Tengah. Direncanakan ia akan menghabiskan waktu sekitar 15 hari berkeliling di Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Kunjungan itu ia mulai dengan memimpin shalat Jumat, 20 Agustus lalu, di sebuah masjid di Manama, ibukota Bahrain. Dalam sebuah acara televisi ia mengatakan bahwa ancaman keamanan terhadap Barat dan dunia muslim adalah ekstremisme. Tapi Feisal menolak mendiskusikan penolakan masyarakat Amerika atas rencananya membangun Islamic center di dekat Ground Zero.

Tampaknya kalau ia membicarakan masalah itu, tak lain yang bisa ia sampaikan bahwa penolakan pembangunan masjid di Ground Zero menunjukkan masyarakat Amerika Serikat menderita Islamophobia, rasis, dan tak toleran. Pernyataan seperti itu tentu bertentangan dengan misinya dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk mengelilingi Timur Tengah. [hidayatullah.com]








Oleh Amran Nasution
Penulis adalah mantan Redaktur GATRA dan TEMPO. Kini, bergabung dengan IPS (Institute for Policy Studies) Jakarta

Selasa, 21 Desember 2010

CARA PANDANG MUSLIM TERHADAP COBAAN HIDUP

Hidup adalah perjuangan”, istilah itulah yang mungkin paling tepat untuk mendeskripsikan makna dari sebuah kehidupan. Maka setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak akan pernah lepas dari berbagai jenis perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup tanpa mau berjuang, maka sama saja ia sedang mengharapkan sebuah kematian untuk menjemputnya.

Allah swt mengatakan di dalam Al Quran bahwa manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk mengabdi/beribadah kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang tidak mau beribadah kepada Allah swt maka ia tidak patut untuk hidup.

Ibadah kepada Allah swt, itulah perjuangan hidup yang diajarkan di dalam Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan. Islam mengajarkan umatnya untuk berjuang, karena Islam mengajarkan bahwa Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan kaum itu sendirilah yang harus berjuang untuk merubahnya. Sama saja dengan seorang karyawan yang direkrut untuk bekerja, kalau dia tidak mau bekerja maka berhenti saja menjadi karyawan.

Satu hal yang identik dengan perjuangan adalah adanya cobaan. Cobaan adalah salah satu bagian dari setiap perjuangan yang tidak dapat dihindarkan, pasti dialami dan dirasakan oleh setiap manusia dalam perjalanan hidup.

Cobaan memang terkadang terasa sangat berat, sehingga banyak sekali manusia yang merasa sangat menderita manakala mendapatkan cobaan dari Allah swt. Bahkan ada pula yang nekat mengakhiri hidupnya karena tidak mampu untuk bertahan dengan cobaan yang tengah dialaminya.

Umat muslim tidak pantas bersikap demikian. Putus asa dan terjebak dalam duka yang tak berkesudahan bukanlah sifat seorang muslim. Seorang muslim hendaknya senantiasa optimis dan berpikiran positif. Berbaik sangka kepada yang telah memberikan cobaan, yaitu Allah swt adalah jalan terbaik yang diajarkan oleh Islam. Karena sesungguhnya Allah swt akan menjawah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jika hambanya berprasangka buruk, maka keburukanlah yang akan diterimanya. Namun, jika hambanya senantiasa berbaik sangka maka Allah swt pun akan memberikan kebaikan kepadanya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt di dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:

“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku.” (HR. Bukhari no. 7066 dan Muslim no. 2675 - lihat kitab Faidhul Qadiir, 2/312 dan Tuhfatul Ahwadzi, 7/53)

Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak ada sesuatu apapun yang telah diciptakan di dunia ini melainkan pasti ada manfaatnya. Tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia, dan tidak ada pula yang diciptakan tanpa tujuan. Allah swt telah memperhitungkannya dengan sangat sempurna. Bahkan Islam mengajarkan bahwa setiap cobaan itu merupakan salah satu bentuk pembersih dari dosa-dosa yang telah diperbuat, cobaan merupakan tanda cinta dari Allah swt. Semakin Allah swt mencintai seorang hamba maka semakin banyak cobaan yang akan diberikan-Nya. Hal itu tidak lain hanyalah untuk semakin meningkatkan rasa cinta dan kedekatan umatnya kepada-Nya.

Islam memandang cobaan sebagai suatu pelajaran yang bernilai positif, bukan sebagai satu hal yang negatif. Begitulah kacamata Islam, selalu mengajarkan untuk melihat dengan kacamata positif. Cobaan merupakan gudang hikmah yang sangat berharga. Banyak hikmah yang dapat dipetik melalui sebuah cobaan, di antaranya adalah:
  • Cobaan Adalah Pembersih
Dalam kacamata Islam, cobaan yang menimpa seorang muslim sebenarnya adalah bukti kasih sayang Allah swt kepada umat-Nya. Karena, dengan cobaan itulah Allah swt akan membersihkan seseorang dari dosa-dosanya yang telah overload. Kalau dosa-dosa tersebut tidak dibersihkan, tentu saja akan mencelakakan manusia tersebut.

Pembersihan dilakukan oleh Allah swt untuk mengurangi siksa Allah swt yang pedih di akhirat kelak. Allah swt pun tidak menginginkan hamba-Nya menemui-Nya dalam keadaan penuh dengan dosa, sehingga Allah swt membersihkan atau menghisapnya terlebih dahulu. Itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt kepada umat-Nya. Dan itulah salah satu wujud indahnya berada di dalam naungan Islam. Rasulullah saw bersabda:

“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan), (setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)” (HR. At Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, Ibnu Hibban 7/160, Al Hakim 1/99 dan lain-lain, dishahihkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Adz Dzahabi dan Syaikh Al Albani dalam Silsilatul Ahaadits Ash Shahihah, no. 143)
  • Penyempurna Keimanan
Dalam ajaran Islam, cobaan merupakan salah satu media yang dapat menyempurnakan keimanan seseorang. Karena, kesempurnaan iman dapat dilihat dari keitiqomahannya untuk tetap taat kepada Allah swt baik dalam keadaan senang maupun susah.

Rasulullah saw bersabda mengenai bagaimanakah sifat seorang muslim yang sebenarnya, yang artinya:

“Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
  • Mengingatkan Umatnya
Islam juga menganggap cobaan sebagai alarm pengingat pesan bagi seluruh umatnya. Dengan cobaan itulah, Allah swt senantiasa mengingatkan manusia bahwa mereka itu adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan upaya kecuali atas izin dan kehendak Allah swt. Tidak ada yang patut dibanggakan atau disombongkan. Rasulullah saw telah berfirman yang artinya:
“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari no. 6053)

Hadits di atas jelas sekali mengingatkan umat Islam bahwa hidup ini hanyalah ibarat sebuah perjalanan, yang suatu saat pasti akan berakhir atau mencapai tempat tujuannya, yaitu kampung akhirat.

Dengan adanya cobaan, maka umat muslim akan senantiasa diingatkan bahwa di dunia ini tidak ada yang kuat dan tidak ada pula yang abadi. Semua akan kembali kepada Allah swt.

Sumber: syahadat.com

MASIHKAH KITA AMANAH?

Zaman sekarang, kejujuran rasanya semakin sulit ditemui. Yang justru merebak di mana-mana adalah dusta, khianat, dan ingkar janji. Mengurangi takaran, menyuap, memalsu, dan semacamnya seolah lumrah. Sifat amanah menjadi sesuatu yang benar-benar langka. Namun, mengeluhkan hal ini tak akan bisa menyelesaikan masalah. Apa yang seharusnya kita lakukan?

LINGKUP PRIBADI

Daripada menyalahkan orang lain dan berharap mereka berubah, lebih efektif kalau kita bertindak nyata. Mulailah dari diri sendiri. Bagaimana menyemai sifat amanah dalam diri?

1. Sadari bahwa amanah adalah karakter fitrah nurani kita

Meski zaman sudah rusak, saat melihat seorang yang amanah, hati ini merasa kagum dan bahagia. Sebaliknya, melihat orang yang berkhianat, hati ini menyempit dan tersayat perih.
Inilah bukti bahwa karakter nurani kita tidak sesungguhnya berubah. Senang dengan sifat amanah dan membenci sifat khianat.

Karena itu, jika seseorang berkhianat, berarti ia menyimpang dari karakter fitrahnya. Sadarilah, bersikap amanah berarti menjaga karakter fitrah kita sendiri.

2. Jernihkan dengan zikir

Hati dan lidah yang selalu dibasahi dengan zikir atau ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) akan jernih dan terjaga dari bisikan setan dan godaan hawa nafsu. Saat demikian, fitrah amanah dalam hati akan terjaga pula.

Sebaliknya, bila manusia lalai kepada Allah SWT, hawa nafsu dan setan akan membisikkan sesuatu yang bertentangan dengan fitrah. Akhirnya, terjerumuslah manusia pada syahwat dan ghaflah (lalai). Amanah akhirnya dipertukarkan dengan kemewahan dunia, tak peduli halal dan haramnya.
Dalam segala keadaan, berzikirlah sebanyak-banyaknya. Firman Allah SWT:

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (Al-Ahzab [33]: 41)

3. Perkuat dengan ilmu agama

Terkadang hebatnya godaan membuat persoalan jadi tersamar dan kabur. Saat ’disuap’ terang-terangan mungkin orang yang jujur akan tegas menolak. Namun, jika hal itu dibungkus sebagai hadiah atau yang lebih halus, banyak orang yang akalnya rabun. Mereka yang tak berilmu akan terasa sulit membedakan keduanya. Tapi, bagi orang yang berilmu dan jujur akan dapat membedakannya dan bisa bersikap dengan tegas, benar, dan tepat.

Bacalah al-Qur`an dan Sunnah yang keduanya jelas-jelas banyak menyuruh kita untuk bersikap amanah dan menjauhi khianat. Perkaya dengan ilmu dari para ulama khususnya tentang hati dan kesucian jiwa agar semakin jelaslah nilai-nilai hidup kita ini. Kaji dan renungi sejarah keteladanan amanah dari orang-orang shalih.

4. Senantiasa berlatih amanah

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kewajiban yang harus kita tunaikan. Sahalat lima waktu, misalnya. Cobalah mulai sekarang secara sadar tunaikan kewajiban itu sebaik-baiknya. Selaraskan mulai dari nurani, pikiran, dan tindakan Anda untuk menunaikan shalat secara tepat waktu. Tunaikan dengan rasa syukur, tuma’ninah dan khusyu’. Jangan tergesa-gesa! Sebab, kalau shalat tergesa- gesa, tidak sempurnalah kita dalam menunaikan amanah.

Begitu juga kewajiban memenuhi janji kepada sesama. Kita harus betul-betul yakin dulu sebelum mengucap janji. Jangan berani berjanji kecuali kita yakin dapat menunaikannya. Akan lebih baik jika memperbanyak amal kebaikan dari pada mengumbar janji tetapi sering melupakannya.

LINGKUP KELUARGA

Membangun kultur amanah dalam masyarakat dapat dimulai dari keluarga. Sebab, keluarga merupakan pilar penting pendidikan generasi masa depan.

Kebiasaan yang kita tanamkan kepada anak-anak saat ini akan menghiasi keadaan masyarakat di masa depan. Bagaimana menyemai sifat amanah dalam keluarga?

  • Berikan keteladanan amanah

Sebagai orang tua, berikanlah keteladanan untuk bersikap amanah dalam keluarga. Tunaikan kewajiban terlebih dulu. Janganlah menjadi orang yang suka menuntut hak tetapi mengabaikan kewajiban.

Mendidik anak-anak dan menyantuninya dengan kasih sayang juga merupakan amanah bagi orangtua. Didiklah mereka dengan teladan maka akan lebih berkesan di hati mereka. Kelak, tanpa dituntut, mereka akan merespon sikap amanah kita dengan sikap amanah mereka pula. Mereka akan hormat dan patuh tanpa disuruh-suruh.

Tetapi, kalau orang tua lebih sering menuntut pada anak tanpa bersikap amanah dalam keluarga, mereka pun akan seperti itu pula. Saat menghadapi anak-anak yang sering tidak patuh dan suka melanggar, jangan tergesa-gesa menyalahkan mereka. Segera introspeksi diri, mungkin kita yang kurang bersikap amanah dan jujur di depan mereka.

Misalnya, saat ada tamu, banyak orang tua yang mengajari anaknya untuk berbohong bahwa mereka sedang tidak ada di rumah. Bagaimana kita mau menuntut jujur pada mereka?

  • Sering menasehati tentang pentingnya sikap amanah

Pada saat-saat tertentu kita perlu memberikan penekanan pentingnya amanah. Misalnya, saat anak-anak berjanji dengan temannya, kita harus menasehati dan mendorongnya untuk menunaikan janji itu sebaik-baiknya.

Jika mereka tampak kurang kuat kemauannya, tugas kita memotivasinya, karena amanah dan menepati janji adalah tanda keimanan di depan Allah SWT. Bangunlah penghayatan bahwa khianat hanya akan membuat kita terhina sepanjang masa. Sebaliknya, sikap memegang teguh amanah akan membuat kita menjadi mulia sesungguh-sungguhnya.

  • Tegakkan disiplin dalam rumah tangga

Karakter amanah hanya akan meresap bila ada pembiasaan yang terus menerus. Saat kita mulai tidak istiqamah, maka sifat amanah itu tak akan berkembang menjadi karakter. Inilah pentingnya menegakkan kedisiplinan.

Saat anak-anak tidak membersihkan kamar sesuai komitmen mereka, misalnya, mintalah penjelasan. Bila mereka lupa, menjadi kewajiban kita untuk mengingatkan.

Jika mereka sengaja melanggar, jangan segan-segan memberi sanksi. Tentu bukan dengan hati yang marah atau dendam, melainkan dengan adil dan kasih sayang demi kebaikan mereka.

  • Lingkup Masyarakat

Jika sebuah masyarakat sudah mangabaikan sikap amanah, tunggulah saat kehancuran akan tiba. Krisis tak akan berkesudahan ketika rasa saling percaya sudah punah. Tak ada lagi tolong menolong, tapi yang mencuat adalah saling menuntut dan menghancurkan.
Apa yang harus kita lakukan untuk mengubah keadaan seperti ini?

  • Pilihlah pemimpin yang amanah

Masyarakat yang sedang sakit membutuhkan pemimpin yang mampu memegang teguh dan memelihara amanah. Di tangan merekalah harapan baru akan muncul.

Karena itu, pilihlah pemimpin yang benar-benar amanah, bukan sekadar senang mengumbar janji.

Kekhalifahan Islam pernah mengalami kemunduran karena penguasanya sudah mulai tidak amanah. Mereka mengabaikan keadilan dan kejujuran.

Lalu tampillah Umar bin Abdul Aziz. Beliau mampu mengembalikan kejayaan kekhalifahan dengan sifat amanahnya hanya dalam waktu 2,5 tahun.

Dalam era modern sekarang ini, korupsi yang merajalela di Cina dapat dikurangi secara drastis karena hadir presiden yang amanah dan anti korupsi.

  • Sistem yang baik

Perilaku menyimpang bisa muncul karena sistem yang kurang baik. Seorang yang dikenal jujur, saat diberi amanah memegang uang, bisa saja terperosok pada korupsi jika sistem sangat mendukung untuk praktik seperti itu. Kontrol yang lemah dan pelaporan yang tidak tersistem membuat seorang tergoda menyeleweng.

Pembenahan sistem yang diiringi keteladanan kepemimpinan yang amanah akan bisa memperbaiki keadaan yang buruk seperti itu. Bila kesempatan menyeleweng berkurang, orang pun akan lebih tertib dan sikap amanah akan berangsur tumbuh.

  • Penegakan hukum yang adil

Meski upaya di atas sudah dilakukan, keserakahan sebagian manusia kadang tidak juga hilang. Dengan berbagai dalih dan cara mereka pun melakukan berbagai pelanggaran.
Saat menghadapi hal seperti itu, hukum harus ditegakkan. Tak pandang bulu, jika seorang berkhianat maka harus menerima sanksi yang tegas.

Sebesar apa pun peran Anda, jadilah Anda bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Tunaikanlah amanah. Semoga kita bisa menjadi subyek perubahan ke arah yang lebih baik. Amin. Wallahu ’alam bish-shawab.


Sumber: SUARA HIDAYATULLAH, MARET 2009

Senin, 20 Desember 2010

MAKNA KEHIDUPAN

Banyak manusia yang tidak memahami arti kehidupan di dunia. Mungkin kita sendiri termasuk dalam golongan mereka yang hanya berlomba-lomba untuk mendapatkan kesenangan hidup duniawi. Orang-orang yang lebih banyak mencari pemuasan hawa nafsu (semu), daripada berikhtiar memenuhi fitrahnya sebagai hamba yang taat, patuh, dan berserah diri kepada Rabb, Sang Pencipta.

YANG PENTING PUAS
Prinsip dan misi mereka adalah bagaimana dapat menikmati kehidupan seakan-akan mereka tumbuh dari biji-bijian yang pada saatnya menguning lalu mati tanpa ada kebangkitan, perhitungan, dan hisab. Milik siapakah mereka? Apakah mereka tercipta dengan begitu saja? Ataukah mereka yang menciptakan diri sendiri?

أَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْئٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُوْنَ؟

"Sesungguhnya Allah menciptakan dan memberikan kehidupan kepada kita untuk suatu tujuan. Bukan sia-sia.

Menurut Imam Syafi’i, makna sia-sia adalah kehidupan tanpa adanya perintah ataupun larangan. (Tafsirul Qur`anil ‘Azhim Ibnu Katsir jilid-4 cetakan Maktabah Darus Salam 1413 H hal. 478) . Jadi, manusia hidup tidak sia-sia. Mereka memiliki aturan, hukum-hukum syariat, perintah dan larangan. Tidak bebas begitu saja melakukan apa yang mereka suka atau sebaliknya.

HIDUP DAN MATI ADALAH UJIAN
Setiap yang hidup pasti akan merasakan kematian. Allah jalla jalaaluh menjadikan kehidupan dan kematian sebagai ujian. Siapa di antara manusia yang terbaik amalannya?

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلَُوَكُمْ أَيُّكُمْ

"Yang menjadikan mati dan hidup agar Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Lihat QS. Hud:7)

Fudhail bin Iyadh berkata: Amalan yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan yang paling sesuai dgn sunnah. (Iqadhul Himam al-muntaqa min Jami’il Ulum wal Hikam Syaikh Salim ‘Ied al-Hilali hal. 35)

Kita hidup di dunia adalah untuk diuji siapa yang paling ikhlas ibadahnya, siapa yang amalnya murni hanya untuk Allah semata, dan siapa yang menjalani kehidupannya paling sesuai dengan ajaran dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, adalah sangat penting bagi kita untuk memperhatikan dan mempelajari apa sesungguhnya makna kehidupan dan apa pula maknanya bagi kematian.

Ssesungguhnya Allah menciptakan kita adalah untuk satu tugas yang mulia, yakni beribadah hanya kepada-Nya. Allah menurunkan kitab-kitabNya, Allah juga mengutus rasul-rasulNya demi tugas ini.


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَ

"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali utk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Dari firman di atas sudah cukup jelas rasanya bahwa penciptaan dan hidup kita tidaklah sia-sia. Lebih jauh lagi, kita juga dapat mengerti bahwa kehidupan ini sesungguhnya bersifat sementara namun jangan lupa; sarat akan makna. Kehidupan yang kelak, tentu saja, akan ditanya dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, Sang Pencipta.

KEHIDUPAN DI DUNIA HANYA SEMENTARA
Ingatlah kehidupan ini hanya sebentar. Pada saatnya nanti, siapa pun kita, pasti akan memasuki alam kubur hingga datangnya hari kebangkitan. Lalu kita akan dikumpulkan di padang mahsyar, selanjutnya kita akan dihadapkan pada hari perhitungan. Setiap kita akan menerima keputusan dari Allah SWT apakah akan bahagia di dalam surga atau akan sangat sengsara dalam neraka. Ingatlah selalu bahwa kehidupan setelah mati ini merupakan kehidupan panjang yang tidak terhingga. Kehidupan abadi yang jauh-jauh hari sudah disebutkan di dalam Al Qur'an dengan istilah
خالدين فيها atau dengan أبدا (selama- lamanya) atau لا ينقطع.

Sehari dalam kehidupan akhirat adalah setara dengan lima puluh ribu tahun kehidupan di dunia. Dengan demikian kita dapat memahami betapa pendek sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini. Tidak ada sepersekian puluh ribu dari hari kehidupan akhirat!

Berapa tahun umur manusia yang terpanjang, dan berapa tahun sudah umur yang kita jalani? Itu pun kalau kita anggap kita akan mencapai umur manusia terpanjang. Sedangkan ajal, kita tidak pernah tahu kapan akan datang menjemput. Mungkin esok atau lusa, atau bahkan mungkin beberapa detik setelah ini. Oleh karena itu seorang yang berakal sehat akan lebih mementingkan kehidupannya yang panjang daripada yang singkat di sunia ini. Seorang yang cerdas akan menjadikan kehidupan dunia sebagai kesempatan emas untuk meraih kebahagiaan hidupnya di akhirat yang abadi
. Allah Subhana Wata'ala sendiri telah mengingatkan:

وَابْتَغِ فِيْمَآ ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

"Dan carilah dengan apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi." (Lihat QS Al-Qashash:77)

Namun kebanyakan manusia lalai dari peringatan Allah di atas. Kita lebih mementingkan kenikatan dunia yang hanya sesaat, dan lupa terhadap kehidupan akhirat yang kekal.


بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَاْلأَخرَاةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى


"Tetapi kalian memilih kehidupan duniawi padahal kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal."
(QS. Al-A'laa: 16)

Allah hanya meminta kita - dalam kehidupan yang singkat ini - untuk beribadah kepada-Nya semata dengan cara yang diajarkan oleh Rasul-Nya. Hanya itu! Kemudian Allah akan memberikan kepada kita kebaikan yang besar di kehidupan yang abadi, yaitu kehidupan akhirat.

KEMATIAN ADALAH SESUATU YANG PASTI
Alangkah bodohnya manusia yang lebih mementingkan kesenangan sesaat lalu melupakan kehidupan abadi di akhirat nanti. Alangkah bodohnya manusia yang menyia-nyiakan setiap kesempatan dalam kehidupannya di dunia ini hingga kematian datang menjemputnya. Padahal Allah selalu memperingatkan dalam berbagai firman-Nya bahwa kematian pasti akan datang, dan tak seorang pun dari kita yang mengetahui kapan waktunya. Jika saat itu tiba, tidak akan ada yang dapat memajukan atau memundurkannya. Allah ‘azza wa jalla berfirman:


لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Tiap-tiap umat memiliki ajal; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya." (QS. al-A’raaf: 34)


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Tiap-tiap yg mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung."

Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Untuk itu Allah dan rasul-Nya memberikan wasiat kepada kita agar jangan sampai mati kecuali dalam keadaan muslim
.

يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

"Hai orang-orang yg beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dgn sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah kalian mati melainkan kalian mati dalam keadaan Islam." (QS. Ali Imran: 102)

Ini menyiratkan bahwa sudah selayaknyalah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah Sang Pencipta, hingga bila kematian tiba, diri kita lahir dan bathin benar-benar dalam keadaan Islam. Ibnu Katsir berkata: Beribadah kepada Allah adalah dengan taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Inilah agama Islam. Sebab makna Islam adalah tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Allah, yang tentunya mengandung setinggi-tingginya makna keterikatan perendahan diri dan ketundukan kita kepada Allah SWT. Diri kita dan seluruh anggota tubuh kita adalah milik Allah. Maka sudah semestinya kita berserah diri kepada-Nya.

Ya Allah, kami hamba-Mu, milik-Mu. Engkau yang menciptakan kami dan memberikan segala kebutuhan kami. Kami menyerahkan diri kepada-Mu. Kami patuh dan berserah diri untuk diatur, dihukum, diperintah dan dilarang oleh-Mu. Kami taat, tunduk, dan patuh karena kami adalah milik-Mu. Inilah makna Islam sebagaimana terkandung secara makna dalam sayyidul istighfar:


أََللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَىعَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا سْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

"Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku. Tidak ada ilah kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku di atas janjiku kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang aku perbuat. Aku mengakui kenikmatan dari-Mu atasku. Dan aku mengakui dosa-dosaku kepada-Mu. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau." (HR. Bukhari, Juz 7/150)

Tidaklah seseorang meminta ampun kepada Allah dengan doa ini kecuali akan diampuni. Dengan ikrar dan pernyataan kita tersebut kita sadar bahwa semua anggota tubuh kita adalah milik Allah. Untuk itu harus digunakan sesuai dengan kehendak pemiliknya. Kita harus menggunakan tangan kita sesuai dengan kehendak Allah. Kita harus menggunakan kaki kita untuk berjalan di jalan yang diridhai Allah. Mata, lisan, dan telinga kita harus digunakan untuk apa yang dibolehkan oleh Allah. Karena pada hakekatnya semua itu milik Allah.

Siapakah yang lebih jahat dari orang yg menggunakan sesuatu milik Allah untuk menentang Allah? Sungguh semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan akan ditanyakan langsung pada anggota tubuh tersebut. Mereka akan menjawab dengan jujur di hadapan Allah untuk apa saja selama hidup di dunia ini mereka kita pergunakan.

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya."

KEMATIAN SEBAGAI PERINGATAN
Ayat-ayat dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang kematian sangat banyak. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengingkari akan terjadinya kematian ini. Namun mengapa kebanyakan kita tidak menjadikan kematian sebagai peringatan agar bersiap-siap menuju kehidupan abadi dengan mencari kebahagiaan hidup yang hakiki di surga? Sesungguhnya manusia paling bodoh adalah yang tidak dapat menjadikan kematian sebagai peringatan. Dikatakan dalam sebuah nasehat:


مَنْ أَرَادَ وَلِيًّا فاللهُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ قُدْوَةً فَالرَّسُوْلُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ هُدًى فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ مَوْعِظَةً فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِوَمَنْ لاَ يَكْفِيْهِ ذَلِكَ فَالنَّارُ يَكْفِيْهِ

"Barangsiapa yang menginginkan pelindung maka Allah cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan teladan maka Rasulullah cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan pedoman hidup maka Al-Qur'an cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya. Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu, maka neraka cukup baginya!"

Sampai detik ini, Allah masih memberi kita peluang dan kesempatan. Maka hendaknya sekarang ini juga kita memanfaatkan peluang itu dengan sebaik-baiknya guna membuktikan ketaatan kita kepada Sang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, namun Yang Siksanya Sungguh Teramat Sangat Pedih.

Waktu yang diberikan kepada kita ini bagaikan pedang. Jika kita tidak mengisinya maka ia akan menikam kita, sebagaimana dikatakan oleh para salaf.


اَلْوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تُقَطِّعْهُ قَطَّعْكَ

"Waktu itu bagaikan pedang jika engkau tidak memutusnya maka dia yg akan memutusmu. Jika ia tidak cepat dimanfaatkan dia akan membunuh kesempatan kita. "

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌُ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.


"Dua kenikmatan yg kebanyakan manusia lalai daripadanya: ni’kat kesehatan dan ni’kat kesempatan."

Kesempatan adalah suatu kenikmatan besar yg Allah berikan kepada manusia. Namun sayangnya kebanyakan manusia lalai daripadanya dan tidak menggunakan kenikmatan tersebut untuk taat kepada Allah hingga tiba waktunya ia hilang bersamaan dengan datangnya kematian.

[Disadur bebas dari buletin Manhaj Salaf, Edisi: 55/Th. II gl 21 Shafar 1426 H, Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed]

sumber: file chm Darus Salaf 2

Minggu, 19 Desember 2010

PENGERTIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM ULUMUL HADITS

Secara garis besar ilmu-ilmu hadis dapat dikaji menjadi dua, yaitu Ilmu hadis riwayat (riwayah) dan ilmu hadis diroyat (diroyah).

Ilmu hadits riwayah ialah ilmu yang membahas perkembangan hadits kepada Sahiburillah, Nabi Muhammad SAW. dari segi kelakuan para perawinya, mengenai kekuatan hapalan dan keadilan mereka dan dari segi keadaan sanad.

Ilmu haditsriwayah ini berkisar pada bagaimana cara-cara penukilan hadits yang dilakukan oleh para ahli hadits, bagaimana cara menyampaikan kepada orang lain dan membukukan hadits dalam suatu kitab. Dari dua pokok asasi ini, terbitlah berbagai-bagai seperti:

A. IImu Rijalil Hadits

llmu Rijalil Hadits ialah:

Artinya:
“Ilmu yang membahas tentang para perawi
hadits, baik dari sahabat, tabi’in, maupun dari angkatan sesudahnya .”

Dengan ilmu ini dapatlah kita mengetahui keadaan para perawi menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan para perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya. Di dalam ilmu ini diterangkan tarikh ringkas dari riwayat hidup para perawi, mazhab yang dipegang oleh para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu dalam menerima hadits.

Sungguh penting sekali ilmu ini dipelajari dengan seksama, karena hadits itu terdiri dari sanad dan matan. Maka mengetahui keadaan para perawi yang menjadi sanad merupakan separuh dari pengetahuan. Kitab-kitab yang disusun dalam ilmu ini banyak ragamnya. Ada yang hanya menerangkan riwayat-riwayat ringkas dari para sahabat saja. Ada yang menerangkan riwayat-riwayat umum para perawi-perawi, Ada yang menerangkan perawi-perawi yang dipercayai saja, Ada yang menerangkan riwayat-riwayat para perawi yang lemah-lemah, atau para mudallis, atau para pemuat hadits maudu’. Dan ada yang menerangkan sebab-sebab dianggap cacat dan sebab-sebab dipandang adil dengan menyebut kata -kata yang dipakai untuk itu serta martabat perkataan.

Ada yang menerangkan nama-nama yang serupa tulisan berlainan sebutan yang di dalam ilmu hadits disebut Mu’talif dan Mukhtalif. Dan ada yang menerangkan nama-nama perawi yang sama namanya, lain orangnya, Umpamanya Khalil ibnu Ahmad. Nama ini banyak orangnya. lni dinamai Muttafiq dan Muftariq. Dan ada yang menerangkan nama- nama yang serupa tulisan dan sebutan, tetapi berlainan keturunan dalam sebutan, sedang dalam tulisan serupa. Seumpama Muhammad ibnu Aqil dan Muhammad ibnu Uqail. Ini dinamai Musytabah. Dan ada juga yang hanya menyebut tanggal wafat.

Di samping itu ada pula yang hanya menerangkan nama-nama yang terdapat dalam satu-satu kitab saja, atau: beberapa kitab saja. Dalam semua itu para ulama telah berjerih payah menyusun kitab-kitab yang dihajati.

Kitab yang diriwayatkan keadaan para perawi dari golongan sahabat ”

Permulaan ulama yang menyusun kitab riwayat ringkas para sahabat, ialah Al-Bukhari (256 H). Kemudian usaha itu dilaksanakan oleh Muhammad Ibnu Saad, sesudah itu terdapat beberapa ahli lagi, di antaranya, yang penting diterangkan ialah Ibnu Abdil Barr (463 H). Kitabnya bernama AI-Istiab.

Pada permulaan abad ketujuh Hijrah, Izzuddin ibnul Atsir (630 H) mengumpulkan kitab-kitab yang telah disusun sebelum masanya dalam sebuah kitab besar yang dinamai Usdul Gabah. Ibnu Atsir ini adalah saudara dari Majdudin Ibnu Atsir pengarang An-Nihayah fi GaribiI Hadits. Kitab Izzuddin diperbaiki oleh Ai-Dzahabi (747 H) dalam kitab At-Tajrid.

Sesudah itu pada abad kesembilan Hijrah, Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqali menyusun kitabnya yang terkenal dengan nama AI-Ishabah. Dalam kitab ini dikumpulkan Al-Istiab dengan Usdul Gabah dan ditambah dengan yang tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Kitab ini telah diringkaskan oleh As-Sayuti dalam kitab Ainul Ishabah.

Al-Bukhori dan muslim telah, menulis juga kitab yang menerangkan nama-nama sahabi yang hanya meriwayatkan suatu hadits saja yang dinamai Wuzdan.

Kemudian, dalam bab ini Yahya ibnu abdul Wahab ibnu Mandah Al-Asbahani (551 H) menulis sebuah kitab yang menerangkan nama-nama sahabat yang hidup 120 tahun.

B. Ilmul Jarhi Wat Takdil

Ilmu Jarhi Wat Takdir, pada hakekatnya merupakan suatu bagian dari ilmu rijalil hadits. Akan tetapi, karena bagian ini dipandang sebagai yang terpenting maka ilmu ini dijadikan sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan ilmul jarhi wat takdil ialah:

Artinya:
“Ilmu yang menerangkan tentang catatan-catatan yang dihadapkan pada para perawi dan tentang penakdilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu. ”

Mencacat para perawi (yakni menerangkan keadaannya yang tidak baik, agar orang tidak terpedaya dengan riwayat-riwayatnya), telah tumbuh sejak zaman sahabat.

Menurut keterangan Ibnu Adi (365 H) dalam Muqaddimah kitab AI-Kamil, para ahli telah menyebutkan keadaan-keadaan para perawi sejak zaman sahabat. Di antara para sahabat yang menyebutkan keadaan perawi-perawi hadits ialah Ibnu Abbas (68 H), Ubadah ibnu Shamit (34 H), dan Anas ibnu Malik (93 H).

Di antara tabi’in ialah Asy Syabi(103 H), Ibnu Sirin (110H), Said Ibnu AI-Musaiyab (94 H). Dalam masa mereka itu, masih sedikit orang yang dipandang cacat. Mulai abad kedua Hijrah baru ditemukan banyak orang-orang yang lemah. Kelemahan itu adakalanya karena meng-irsal-kan hadits, adakalanya karena me- rafa-kan ltadis yang sebenarnya mauquf dan adakalanya karena beberapa kesalahan yang tidak disengaja, seperti Abu Harun AI-Abdari (143 H).

Sesudah berakhir masa tabi’in, yaitu pada kira-kira tahun 150 Hijrah, para ahli mulai menyebutkan keadaan-keadaan perawi, menakdil dan menajrihkan mereka. Di antara ulama besar yang memberikan perhatian pada urusan ini, ialah Yahya. ibnu Said Al-Qattan (189H), Abdur Rachman ibnu Mahdi (198 H)”, sesudah itu, Yazid Ibnu Harun(189 H), Abu Daud At-Tahyalisi (204 H), Abdur Razaq bin Human (211 H).Sesudah itu, barulah para ahli menyusun kitab-kitab jarah dan takdil. Di dalamnya diterangkan keadaan para perawi, yang boleh diterima riwayatnya dan yang ditolak.

Di antara pemuka-pemuka jarah dan takdil ialah Yahya ibnu Main (233 H), Ahmad ibnu Hanbal (241 H), MUhammad ibnu Saad (230 H),Ali Ibnul Madini (234 H), Abu Bakar ibnu Syaibah (235 H), Ishaq ibnu Rahawaih (237 H). Sesudah itu, Ad-Darimi (255 H),Al-Bukhari (256 H), Al-Ajali(261 H), Muslim (251 H), Abu Zurah (264 H), Baqi ibnu Makhlad (276 H), Abu Zurah Ad-Dimasyqi (281 H).

Kemudian pada tiap-tiap masa terdapat ulama-ulama yang memperhatikan keadaan perawi, hingga sampai pada ibnu Hajar Asqalani (852 H).

Kitab-kitab yang disusun mengenai jarah dan taqdil, ada beberapa macam. Ada yang menerangkan orang-orang yang dipercayai saja, ada yang menerangkan orang-orang yang lemah saja, atau orang-orang yang menadlieskan hadits. dan ada pula yang melengkapi semuanya. Di samping itu, ada yang menerangkan perawi-perawi suatu kitab saja atau beberapa kitab dan ada yang melengkapi segala kitab.

Di antara kitab yang melengkapi semua itu ialah: Kitab Tabaqat Muhammad ibnu Saad Az-Zuhri Al-Basari (23Q H). Kitab ini sangat besar. Di dalamnya terdapat nama-nama sahabat nama-nama tabi’in dan orang-orang sesudahnya. Kemudian berusaha pula beberapa ulama besar lain, di antaranya Ali ibnul Madini(234 H), Al-Bukhari, Muslim; Al-Hariwi (301 H) dan ibnu Hatim (327 H). Dan yang sangat berguna bagi ahli hadits dan fiqih ialah At-Takmil susunan Al-Imam ibnu Katsir.

Diantara kitab-kitab yang menerangkan orang-orang yang dapat dipercayai saja ialah Kitab As-Siqat, karangan Al-Ajaly (261 H) dan kitab As-Siqat karangan Abu Hatim ibnu Hibban Al-Busty. Masuk dalam bagian ini adalah kitab-kitab yang menerangkan tingkatan penghapal-penghapal hadits. Banyak pula ulama yang menyusun kitab ini, di antaranya, Az-Zahabi, Ibnu Hajar Al-Asqalani dan As-Sayuti.

Diantara kitab-kitab yang menerangkan orang-orang yang lemah-lemah saja ialah: Kitab Ad-Duafa, karangan Al-Bukhari dan kitab Ad- Duafa karangan ibnul Jauzi (587 H)

C. IImu Illail Hadits

Ilmu Illial Hadits, ialah:

Artinya:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat mencacatkan hadits.

Yakni menyambung yang munqati, merafakan yang mauqu memasukkan satu hadits ke dalam hadits yang lain dan yang serupa itu Semuanya ini, bila diketahui, dapat merusakkan kesahihan hadits.

Ilmu ini merupakan semulia-mulia ilmu yang berpautan dengan hadits, dan sehalus-halusnya. Tak dapat diketahui penyakit-penyakit hadits melainkan oleh ulama yang mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang martabat-martabat perawi dan mempunyai malakah yang kuat terhadap sanad dan matan-matan hadits.

Di antara para ulama yang menulis ilmu ini, ialah Ibnul Madini (23 H), Ibnu Abi Hatim (327 H), kitab beliau sangat baik dan dinamai Kitab Illial Hadits. Selain itu, ulama yang menulis kitab ini adalah AI-lmam Muslim (261 H), Ad-Daruqutni (357 H) dan Muhammad ibnu Abdillah AI-Hakim.

D. Ilmun nasil wal mansuh

Ilmun nasih wal Mansuh, ialah:

Artinya:
“ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansuhkan dan yang menasihkannya. ”

Apabila didapati suatu hadits yang maqbul, tidak ada yang memberikan perlawanan maka hadits tersebut dinamai Muhkam. Namun jika dilawan oleh hadits yang sederajatnya, tetapi dikumpulkan dengan mudah maka hadits itu dinamai Mukhatakiful Hadits. Jika tak mungkin dikumpul dan diketahui mana yang terkemudian, maka yang terkemudian itu, dinamai Nasih dan yang terdahulu dinamai Mansuh.

Banyak para ahli yang menyusun kitab-kitab nasih dan mam’uh ini, di antaranya Ahmad ibnu Ishaq Ad-Dillary (318 H), Muhammad ibnu Bahar AI-Asbahani (322 H), Alunad ibnu Muhaminad An-Nah-has (338 H) Dan sesudah itu terdapat beberapa ulama lagi yang menyusunnya, yaitu Muhammad ibnu Musa Al-Hazimi (584 H) menyusun kitabnya, yang dinamai Al-lktibar. Kitab AI-Iktibar itu telah diringkaskan oleh Ibnu Abdil Haq (744 H) .

E. Ilmu Asbabi Wuruddil Hadits, ialah:

Ilmu Asbabi Wuruddil Hadits, ialah:

Artinya:
“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi yang menurunkan sabdanya dan masa-masanya Nabi menurunkan itu.”

Penting diketahui, karena ilmu itu menolong kita dalam memahami hadits, sebagaimana ilmu Ashabin Nuzul menolong kita dalam memahami Al-Quran.

UIama yang mula-mula menyusun kitab ini dan kitabnya ada dalam masyarakat iaIah Abu Hafas ibnu Umar Muhammad ibnu Raja Al-Ukbari, dari murid Ahmad (309 H), Dan kemudian dituliskan pula oleh Ibrahim ibhu Muhammad, yang terkenal dengan nama Ibnu Hamzah Al Husaini (1120 H), dalam kitabnya AI-Bayan Wat Tarif yang telah dicetak pada tahun 1329 H

F. Ilmu Talfiqil Hadits

Ilmu Talfiqil Hadits, ialah:

Artinya: “Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan hadits-hadits yang isinya berlawanan. ”

Cara mengumpulkannya adakalanya dengan menakhsiskan yang ‘amm, atau menaqyidkan yang mutlak, atau dengan memandang banyaknya yangterjadi.

ilmu ini dinamai juga dengan ilmu Mukhtaliful hadits. Di antara para ulama besar yang telah berusaha menyusun, ilmu ini ialah Al-Imamusy Syafii (204 H), Ibnu Qurtaibah (276 H), At-Tahawi (321 H) dan ibnu Jauzi (597 H). Kitabnya bernama At-Tahqiq, kitab ini sudah disyarahkan oleh Al-Ustaz Ahmad Muhammad Syakir dan baik sekali nilainya.


Sumber: Cyber-MQ

Translate to Arabic Translate to Bahasa Indonesia Translate to Bulgarian Translate to Simplified Chinese Translate to Croatian Translate to English Translate to Czech Translate to Danish TTranslate to Dutch Translate to Finnish Translate to French Translate to German Translate to Greek Translate to Hindi Translate to Italian Translate to Japanese Translate to Korean Translate to Norwegian Translate to Polish Translate to Portuguese Translate to Romanian Translate to Russian Translate to Spanish Translate to Swedish Translate to Slovak Translate to Serbian Translate to Thai Translate to Turkey Translate to Filipino Translate to Filipino