Minggu, 15 Mei 2011

Cristian Gonzales : Diyakinkan akan Keajaiban Tuhan

Nama pesepak bola nasional, Musatafa Habibi Gonzales atau lebih dikenal dengan Cristian Gonzales, kian cemerlang. Tandukan kepalanya pada laga semifinal Piala AFF leg pertama melawan Filipina, Kamis (16/12/2010) malam, membawa kemenangan tim nasional Indonesia dengan skor 1-0.

Perjalanan karier pemain yang menjadi warga negara Indonesia lewat naturalisasi itu tidak selalu mulus. Berkat dorongan dari guru dan penasihat spiritualnya, sejak menjadi mualaf, Gonzales bangkit lagi dari keterpurukan dan terus menunjukkan kelasnya sebagai bintang lapangan.

Ustadz Mustafa di Masjid Agung Al-Akbar, Surabaya, membantu proses Gonzales masuk Islam. Gonzales juga memiliki guru spiritual lain, yakni Hj Fatimah asal Mojosari, Mojokerto; dan Hj Nurhasanah, pemimpin majelis zikir An Nur di Gresik.

Salah seorang guru spiritual Gonzales, Nyai Nurhasanah, pengasuh Pondok Pesantren An Nur di Kebomas, Kabupaten Gresik, Jumat (17/12/2010), menyatakan bahwa dia meyakinkan Gonzales terhadap keajaiban dari Tuhan. Nur (Nurhasanah), biasa dipanggil Bunda, selalu menyemangati Gonzales dengan nasihat untuk selalu berdoa. Bunda juga menyarankan Gonzales agar bersujud syukur jika mencipta gol ke gawang lawan.

Menurut Bunda, kondisi Gonzales juga labil, apalagi saat perjalanan kariernya diwarnai pernik-pernik persoalan. Pada tahun 2004, Gonzales bermasalah dengan Abu Shaleh, Pengurus Daerah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Banten saat PSM Makassar menjamu Persikota Tangerang. Tahun 2006, Gonzales bermasalah dengan Emanuel de Porras, striker PSIS Semarang. Gonzales juga berurusan dengan wasit Rahmat Hidayat saat melawan Pelita Jaya, Jawa Barat, pada 2007.

Sementara itu, pada tahun 2008, Gonzales berurusan dengan Erwinsyah Hasibuan, pemain belakang dari PSMS Medan. Kondisi Gonzales semakin labil saat Komisi Disiplin PSSI memberi sanksi dilarang bermain selama setahun akibat memukul bek PSMS itu. Saat itu, kata Bunda, kondisi ekonomi keluarganya juga terpuruk.

Bunda mengingatkan agar Gonzales pantang putus asa. Dia layak menjadi bintang dan masuk tim "Merah Putih". Gonzales diminta lebih banyak berzikir dan selalu meminum air yang telah disertai doa dan khataman Al-Quran. Bunda membekali Gonzales dengan berbagai macam kalimat zikir agar selalu ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Gonzales pun kemudian sukses meraih posisi top scorer pada musim kompetisi Indonesia Superliga 2009 bersama klub Persib Bandung dengan mencetak 14 gol. Pamor Gonzales bersinar lagi dan dipanggil untuk memperkuat tim nasional. Menurut Bunda, Gonzales sering ikut mengaji dan shalat di mushala An Nur di Kebomas, Gresik.

Setiap hari raya Idul Fitri, Gonzales melaksanakan shalat di mushala An-Nur bersama istrinya, Eva Nurida Siregar. Hingga saat ini, Gonzales mendapatkan kiriman air khataman Al Quran, termasuk pada laga leg kedua semifinal Piala AFF pada 19 Desember mendatang.

"Kami hanya mendorong agar dia dikuatkan hati dan fisiknya. Saya menganggap semua yang ikut majelis zikir kami sebagai anak, termasuk Gonzales, sehingga saya pun dipanggil Bunda," kata Bunda sebelum berangkat ke Pekanbaru.

Akhir tahun 2002, setelah sempat bermain untuk klub di Portugal, Campo Mayor, Gonzales, memutuskan menerima tawaran bermain di Indonesia, negeri asal istrinya, Eva Nurida Siregar. Pada Liga Indonesia (LI) IX tahun 2003, Gonzales berkostum PSM Makassar, klub pertamanya di Indonesia.

Setelah tinggal di Indonesia, Gonzales mengenal lebih jauh dunia Islam. Dia mengenal Islam tidak hanya dari istrinya, tetapi juga dari lingkungan sekitarnya. Setelah menuntaskan musim pertamanya di Indonesia dengan mencetak 33 gol dan mengantarkan PSM menjadi runner-up LI IX/2003, Gonzales memutuskan masuk Islam pada tanggal 9 Oktober 2003. Gonzales menjadi top scorer selama empat tahun berturut-turut.

Gonzales memiliki nama lengkap Christian Gerard Alfaro Gonzales dan dilahirkan di Montevideo, Uruguay, pada 30 Agustus 1976 dari ayah angkatan militer, Eduardo Alfaro, dan ibu seorang suster di rumah sakit Montevideo, Meriam Gonzales. Kedua orangtuanya penganut Katolik yang taat. Gonzales merupakan anak ketiga dari enam bersaudara yang juga tata beragama. Sedikitnya dua hingga tiga kali seminggu dia ke gereja.
Perkenalannya dengan dunia sepak bola dimulai ketika dia berusia enam tahun. Semula, ayahnya berharap Gonzales dapat meneruskan jejaknya di militer. Namun, Gonzales lebih gila bola. Pada tahun 1994 saat usianya 18, pria yang suka warna hitam itu bertemu wanita Muslim asal Indonesia kelahiran Pekanbaru, Eva Nurida Siregar, di Cile, Amerika Latin. Saat itu, Eva menekuni salsa di sekolah Vinadelmar. Gonzales menikah dan hidup bersama dengan Eva Nurida Siregar di Uruguay pada tahun 1995.

Karier sepak bola pria yang memiliki tinggi badan 177 sentimeter itu terus berkembang, mulai dari Klub Penarol Uruguay (1988-1991), South America (1994-1995), Huracan de Corrientes Argentina (1997) dan Deportivo Maldonado (2000-2002).

Perkembangan karier Gonzales tidak lepas dari kiprah Eva. Setiap kali pemain sepak bola yang dijuluki "El Loco" (Si Gila) ini mau berangkat bertanding, "Amor" panggilan sayang Gonzales pada Eva, selalu memanjatkan doa kepada Allah. Eva sengaja mengeraskan suara dengan harapan Gonzales dapat mendengarnya.

Kebiasaan itu membuat Gonzales mulai tertarik dengan ajaran Islam. Ia sendiri tidak akan beranjak pergi sebelum Eva selesai berdoa. Berkat doa Eva, Gonzales menemukan kedamaian dan ketenangan. Doa ini pula yang membuat dia semakin bersemangat dan optimistis setiap kali bertanding di lapangan hijau.

Gonzales juga memerhatikan kebiasaan Eva yang selalu mengucapkan Bismilah ketika mau melakukan sesuatu atau mengucapkan istigfar ketika dihadapkan pada konflik, juga alhamdulillah sebagai ucapan syukur.
Setiap kali berangkat bertanding, Gonzales selalu membawa tasbih dan beberapa buku doa di tasnya. Pada saat membela tim Persib Bandung, pria berkalung ayat kursi ini menggunakan nomor punggung 99 yang merupakan isyarat asma Allah yang dikenal dengan Asmaul Husna.

Pengagum Tom Cruise itu, pada tahun 2002, menerima tawaran dari agen sepak bola untuk bermain di Indonesia. Ia pun tertarik dan akhirnya menerima tawaran tersebut dengan merumput di Indonesia bersama PSM pada tahun 2003.

Istri Gonzales tidak pernah memaksanya masuk Islam. Namun, Gonzales sering membaca buku tentang Islam milik Eva secara diam-diam. Pada 9 Oktober 2003, Gonzales memutuskan masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dengan disaksikan oleh Ustaz Mustafa di Masjid Agung Al Akbar, Surabaya.

Christian Gerard Alfaro Gonzales kemudian diberi nama Mustafa Habibi. Nama Mustafa diambil dari guru spiritualnya, Ustaz Mustafa, sedangkan Habibi (cintaku) diambil karena rasa cinta sang istri amat besar kepada Cristian Gonzales.

Keislaman penggemar tim Manchester United itu kemudian disahkan di Kediri dengan Piagam Muallaf dari Kantor Urusan Agama. Pernikahan antara Gonzales dengan Eva juga disahkan secara Islam.

Selama di Kediri, ayah empat anak ini bermain membela Persik Kediri dan tinggal di perumahan Taman Persada. Setiap tengah malam, Mustafa Habibi Gonzales terbiasa membangunkan istrinya untuk shalat tahajud atau sekadar berdoa.

Setiap kali pertandingan akan digelar keesokan harinya, Eva sang istri selalu mengadakan pengajian yang dihadiri oleh ibu-ibu sekitar rumahnya dan diakhiri dengan pembacaan doa. Saat pengajian berlangsung, Gonzales selalu memperhatikan pengajian dan duduk di samping Eva atau terkadang ia duduk di belakang ibu-ibu pengajian.

Gonzales marah jika ada orang yang mengajaknya ke klub atau tempat hiburan malam. Harta yang ia raih dari perjuangannya di persepakbolaan lebih banyak diberikan kepada anak yatim, fakir miskin, dan ibu-ibu pengajian sebagai zakat dan sedekah.

Gonzales beserta istrinya berkeinginan untuk menunaikan haji tahun 2008. Saat itu, Allah berkehendak lain. Uang yang didapatkan dari peraihan top scorer, sebesar Rp 50 juta, digunakan untuk membiayai operasi istrinya untuk melahirkan anak keempat, Vanesa Siregar Gonzales. "Tahap awal, Gonzales akan umroh bersama istrinya," kata Bunda.

Sumber : www.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...

Translate to Arabic Translate to Bahasa Indonesia Translate to Bulgarian Translate to Simplified Chinese Translate to Croatian Translate to English Translate to Czech Translate to Danish TTranslate to Dutch Translate to Finnish Translate to French Translate to German Translate to Greek Translate to Hindi Translate to Italian Translate to Japanese Translate to Korean Translate to Norwegian Translate to Polish Translate to Portuguese Translate to Romanian Translate to Russian Translate to Spanish Translate to Swedish Translate to Slovak Translate to Serbian Translate to Thai Translate to Turkey Translate to Filipino Translate to Filipino