This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Bersama Dr. KH. Moh. Hamdan Rasyid, MA, Kepala Bidang Takmir Mesjid Raya Jakarta Islamic Centre Jakarta, "Dakwah itu kewajiban kita, lakukan yang terbaik untuk umat ! semoga Allah selalu merahmatimu...

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.


Selasa, 31 Mei 2011

Perjalanan Islam Malcolm X

Pejuang antidiskriminasi dan persamaan hak

Malcolm X adalah seorang tokoh Muslim kulit hitam Amerika (Afro-Amerika). Ketokohannya dapat disandingkan dengan Dr Martin Luther King yang berjuang menghapus segala macam diskriminasi, lebih-lebih yang menimpa kaum Afro-Amerika.

''Saya tahu, masyarakat seringkali membunuh orang-orang yang berusaha mengubah mereka menjadi lebih baik. Jika saya mati dengan membawa cahaya kebenaran hakiki bagi mereka, hal itu akan menghancurkan kanker rasisme yang menggerogoti tubuh Amerika Serikat (AS). Semua itu terserah kepada Allah SWT. Sementara itu, kesalahan atau kekhilafan dalam upaya saya itu semata-mata adalah dari saya sendiri.'' Demikianlah pesan terakhirnya dalam buku "Malcolm X", sebuah autobiografi yang ditulis oleh Alex Harley.

Malcolm X lahir pada tanggal 19 Mei 1925 di Omaha, Nebraska, AS, dengan nama asli Malcolm Little. Ibunya bernama Louise Little dan ayahnya Earl Little adalah seorang pendeta Baptis dan anggota UNIA (Universal Negro Improvement Association), yakni sebuah organisasi yang dirintis oleh Marcos Aurelius Garvey untuk mewadahi perbaikan hidup bagi orang Afro-Amerika.

Semasa kecilnya, Malcolm dan keluarganya sering menjadi sasaran penembakan, pembakaran rumah, pelecehan, dan ancaman lantaran ayahnya adalah anggota UNIA yang militan. Tindakan kekerasan yang diterima keluarga Malcolm mencapai puncaknya, saat ayahnya dibunuh kelompok rasis kulit putih ketika Malcolm berusia enam tahun.

Kehilangan seorang ayah yang menjadi pelindung, pengayom, sekaligus guru, telah mengubah kehidupan Malcolm menjadi anak yang liar. Sekolahnya putus ketika ia berusia sekitar 15 tahun. Ia pun sering tinggal di jalanan. Kehidupan jalanan dan kegemarannya pada kehidupan dunia hitam, telah membuatnya terjerumus dalam berbagai kehidupan antargeng, narkotika, minuman keras, perjudian, dan pelacuran. Kehidupan seperti ini ia jalani hingga keluarganya pindah ke Harlem (wilayah terkenal bagi orang kulit hitam Amerika) di New York.

Pada usia 20 tahun, Malcolm diajukan ke pengadilan atas kasus pencurian dan ditahan hingga berusia 27 tahun. Seperti layaknya seorang narapidana, banyak keonaran yang dilakukannya semasa di penjara. Berulang-ulang ia harus keluar masuk penjara akibat perbuatan yang dilakukannya.

Namun, dari balik tembok penjara ini, dia justru menemukan apa yang dinamakan pencerahan diri, mulai dari membaca dan menulis di dalam penjara Chalestown State.
Kemudian, terjadilah kontak dengan saudaranya, Philbert, melalui surat-menyurat. Ia juga sering berdiskusi dengan saudara kandungnya, Hilda, yang sering mengunjunginya selama di penjara. Diskusi yang dilakukan berkaitan dengan ajaran agama Islam di tempat kedua saudaranya terlibat, yakni Nation of Islam (NoI).

Memilih Islam

Berawal dari sinilah Malcolm mengenal NoI. Kemudian, ia memutuskan masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Malcolm X. Inisial X menunjukkan bahwa ia adalah eks perokok, eks pemabuk, eks Kristen, dan eks budak. Selama dalam penjara, Malcolm mengadakan kontak melalui surat-menyurat dengan Elijah Muhammad, pimpinan sekaligus tokoh bagi pengikut NoI. Berkat Elijah pula, Malcolm memahami arti ketertindasan dan ketidakadilan yang menimpa ras kulit hitam sepanjang sejarah. Sejak itulah, Malcolm X menjadi seorang napi yang kutu buku mulai dari menekuni sastra, agama, bahasa, dan filsafat.

Pada hari pembebasannya di tahun 1952, Malcolm langsung pergi ke Chicago untuk bergabung dengan kegiatan NoI. Malcolm belajar Islam dan ajaran NoI langsung dari sang pendiri. Setahun kemudian, Malcolm kembali ke Boston untuk mengorganisasi pendirian sebuah masjid. Atas keberhasilannya itu, ia diangkat menjadi imam Masjid Tujuh (Temple Seven) di Harlem.

Dengan bergabungnya Malcolm, NoI berkembang menjadi organisasi yang berskala nasional. Malcolm sendiri menjadi figur yang terkenal di dunia, mulai dari wawancara di televisi, majalah, dan pembicara di berbagai universitas terkemuka dan forum lainnya. Kepopulerannya muncul atas kata-katanya yang tegas dan kritis, seputar kesulitan yang dialami kaum negro, yaitu tentang diskriminasi dan sikap kekerasan yang ditunjukkan kaum kulit putih terhadap kaumnya (kulit hitam).

Namun sayangnya, NoI juga memberikan pandangan-pandangan yang bersikap rasis. Sehingga, ia menolak bantuan apa pun dari kalangan kulit putih yang benar-benar mendukung perjuangan antidiskriminasi. Bahkan, selama 12 tahun, Malcolm mendakwahkan bahwa orang kulit putih adalah iblis dan Elijah Muhammad adalah yang terhormat dan utusan Allah.

Pandangan tersebut tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam sendiri, yang tidak membedakan kehormatan dan kehinaan seseorang berdasarkan ras, serta tidak ada nabi sesudah Nabi Muhammad SAW. Pandangan rasis dari NoI, membuat Malcolm kemudian menyadari bahwa hal tersebut sebagai sebuah ajaran yang tidak rahmatan lil alamin. Karena hal itu, ia pun memutuskan keluar dari NoI.

Bahkan, Malcolm mengatakan, dirinya sering menerima teguran bahwa tuduhan yang dilontarkan kepada kaum kulit putih, tidak memiliki dasar dalam perspektif Islam. Di antaranya, yang memberikan teguran adalah justru dari kalangan Muslim Timur Tengah atau Muslim Afrika Utara. Meski demikian, mereka menganggap Malcolm benar-benar memeluk Islam dan mengatakan jika dia berkesempatan mengenal Islam sejati, pasti akan memahami ajarannya dan memegang teguh ajarannya.

Kembali ke Ajaran Islam yang Murni

Pada tahun 1964, setelah menunaikan ibadah haji, Malcolm X mendapatkan gambaran yang berbeda atas pandangannya selama ini. Apalagi, setelah berjumpa dengan kaum Muslimin dari seluruh dunia, dari berbagai ras, bangsa, dan warna kulit yang semua memuji Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan. Malcolm berkata, ''Pengalaman haji yang saya alami dan lihat sendiri, benar-benar memaksa saya mengubah banyak pola pikir saya sebelumnya dan membuang sebagian pemikiran saya. Hal itu tidaklah sulit bagi saya.''

Kata-kata ini sebagai bukti bahwa dirinya mengubah pandangan hidup, dari memperjuangkan hak sipil orang negro ke gagasan internasionalisme dan humanisme Islam. Malcolm X pun mulai meninggalkan ideologi separatisme kulit hitamnya dan beralih ke ajaran Islam yang sesungguhnya. Ia juga mengganti namanya menjadi el-Hajj Malik el-Shabazz. Kendati berganti nama, Malcolm X jauh lebih populer ketimbang nama barunya. Malcolm menegaskan bahwa kaum Muslim kulit hitam berasal dari leluhur kaum Muslim yang sama. Perjalanan haji, ungkap dia, telah membuka cakrawala berpikirnya dengan menganugerahkan cara pandang baru selama dua pekan di Tanah Suci.

Kebenaran Islam telah menunjukkan kepada dirinya bahwa kebencian membabi buta kepada semua orang kulit putih adalah sikap yang salah, seperti halnya jika sikap yang sama dilakukan orang kulit putih terhadap orang negro. Pada perjalanan keduanya ke Timur Tengah di tahun 1964, Malcolm X menyempatkan diri berkunjung ke Afrika, negeri leluhurnya. Selama delapan pekan, dia beraudiensi dengan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, Presiden Nigeria Nnamoi Azikiwe, Presiden Tanzania Julius K Nyarere, Presiden Guinea Sekou Toure, Presiden Kenya Jomo Kenyatta, dan Perdana Menteri Uganda Milton Obote. Ia juga bertemu dengan para pemimpin agama berkebangsaan Afrika, Arab, dan Asia, baik Muslim dan non-Muslim.

''Saya melihat hal yang tidak pernah saya lihat selama 39 tahun hidup di Amerika Serikat. Saya melihat semua ras dan warna kulit bersaudara dan beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukannya. Benar pada masa lalu saya bersikap benci pada semua orang kulit putih. Namun, saya tidak merasa bersalah dengan sikap itu lagi, karena sekarang saya tahu bahwa ada orang kulit putih yang ikhlas dan mau bersaudara dengan orang negro,'' ujarnya.

Malcolm X akhirnya mendirikan Organization of Afro-American Unity pada 28 Juni 1964 di New York. Melalui organisasi ini, ia menerbitkan Muhammad Speaks (Muhammad Bericara) yang kini diganti menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali [Muslim Kulit Hitam]).

Namun, ia tak sempat lama menikmati usahanya dalam memperjuangkan Islam yang lebih baik lagi. Pada 21 Februari 1965, saat akan memberi ceramah di sebuah hotel di New York, Malcolm X tewas ditembak oleh tiga orang Afro-Amerika. Sebuah kelompok yang dia perjuangkan tentang nilai-nilai dan hak-hak warga kulit hitam. Tak ada yang tahu, apa motif di balik penembakan itu.

Kendati demikian, impian Malcolm X menyebarkan visi antirasisme dan nilai-nilai Islam yang humanis, menggugah kalangan Afro-Amerika dan dunia. Banyak yang menaruh simpati padanya. Bahkan, berkat perjuangannya pula, banyak orang yang memeluk agama Islam. Salah satunya adalah Classius Clay Junior, seorang petinju kelas berat yang akhirnya berganti nama menjadi Muhammad Ali. dia/berbagai sumber

Biodata:
Nama Populer : Malcolm X
Nama Lahir : Malcolm Little
Nama Muslim : el-Hajj Malik el-Shabazz
Tempat/Tanggal Lahir: Omaha, Nebraska, AS, 19 Mei 1925
Wafat : 21 Februari 1965 di New York
Istri : Betty X
Anak : 4 orang (Attilah, Qubilah, Illyasah, dan Amiliah)

(Republika online)

Senin, 30 Mei 2011

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
1. Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.
Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
2. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.
3. Al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"

Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

4. Albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita. 
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.

Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.

Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

5. Al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

6. Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.

Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

7. Umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? 

Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu' mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

---------
Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang,
disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana

Cinta Seorang Ibu

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan.

Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.

Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Dan pada suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini." Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.

Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah.
 
(http://madinatulilmi.com)

Itu adalah Berkat atau Kutukan

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat.

Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orangtua itu selalu menolak, "Kuda ini bukan kuda bagi saya," katanya. "Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat, bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat?" Orangtua itu miskin dan selalu mendapat godaan besar. Tetapi ia tidak mau menjual kuda itu.

Suatu pagi, ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. "Orangtua bodoh," mereka mengejek dia. "Sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kuda Anda. Kami peringatkan bahwa Anda akan dirampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin Anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Sebaiknya Anda menjualnya. Anda boleh minta harga berapa saja. Harga setinggi apapun akan dibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan Anda dikutuk oleh kemalangan."

Orangtua itu menjawab, "Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu, selebihnya adalah penilaian. Apakah saya dikutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu? Bagaimana Anda dapat menghakimi?"

Orang-orang desa itu protes, "Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kami bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kuda Anda hilang adalah kutukan."

Orangtua itu berbicara lagi, "Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti?"

Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol. Kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orangtua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.

Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak dicuri, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul di sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan, "Orangtua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat. Maafkan kami."

Jawab orang itu, "Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita, bagaimana Anda dapat menilai? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai seluruh buku? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang Anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu."

"Barangkali orangtua itu benar," mereka berkata satu sama lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.

Orangtua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul di sekitar orangtua itu dan menilai. "Anda benar," kata mereka. "Anda sudah buktikan bahwa Anda benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tua Anda tidak punya siapa-siapa untuk membantu Anda. Sekarang Anda lebih miskin lagi."

Orangtua itu berkata, "Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong."

Maka dua minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orangtua itu yang tidak diminta karena ia terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orangtua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akan melihat anak-anak mereka kembali. "Anda benar, orangtua!" mereka menangis. "Tuhan tahu, Anda benar. Ini buktinya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya."

Orangtua itu berujar, "Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini, anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu."

(http://madinatulilmi.com)

Lihainya Setan Membisikkan 'Kebaikan'

Zaman dahulu ada seorang ahli ibadah (abid) dari Bani Israil yang dikatakan paling shalih di zamannya. la mempunyai tiga kawan bersaudara dengan seorang adik yang masih gadis, satu-satunya saudara perempuan mereka.

Pada satu ketika, ketiga kawannya itu hendak pergi mengadakan perjalanan untuk berjihad di jalan Allah. Namun mereka sulit mendapati orang yang dapat dititipi saudara perempuannya, sekaligus dapat dipercaya untuk menjaganya. Akhirnya mereka sepakat, adiknya akan dititipkan pada si abid dan mempercayakan perihal saudara perempuan mereka sepenuhnya kepada ahli ibadah itu.

Ketiganya pun mendatangi si abid dan meminta kepadanya agar berkenan untuk dititipi. Mereka mengharapkan agar saudara perempuan mereka berada di dekatnya sampai mereka pulang dari perjalanan perang. Namun, si abid menolaknya. Ketiga bersaudara itu terus berusaha dan meminta si abid agar mau menerimanya. Akhirnya, si abid pun mau menerima, seraya mengatakan, "Tempatkan saja ia di rumah yang berdampingan dengan tempat ibadahku ini!" Mereka menempatkan gadis itu di rumah tersebut sebagaimana yang dikatakan si abid. Kemudian, ketiganya pun pergi berperang di jalan Allah.

Setan Mulai Bersiasat
 
Gadis itu sudah cukup lama berada di kediaman dekat tempat si abid. Sementara si abid biasa menaruh makanan di bawah tempat ibadahnya untuk diambil oleh gadis itu. la tidak mau mengantar makanan ke rumah yang ditempati wanita itu. la meminta agar gadis itulah yang mengambilnya. Maka gadis itulah yang selalu keluar dari tempatnya untuk mengambil makanan setiap hari.

Setan pun datang membujuk si ahli ibadah dengan menggambarkan kebaikan. Setan mengatakan kepadanya, kalau wanita itu selalu keluar dari rumahnya di waktu siang untuk mengambil makanan, nanti akan ada orang yang melihat dan menyergapnya. Setan berbisik kepadanya, "Jika engkau yang pergi sendiri untuk mengantarkan makanan dan menyimpan di pintu rumahnya, itu akan lebih baik dan lebih besar pahalanya bagimu."

Setan tak henti-hentinya membisikkan suara tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah menurutinya. Maka ia sendiri yang menyimpan makanan di dekat pintu rumah tempat gadis tadi berdiam.
Namun, ketika meletakkan makanan di depan pintu, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Cukup lama si abid melakukan hal itu. Hingga setan datang lagi kepada si abid dan menganjurkan agar dirinya mau menambah "kebaikan". Setan berbisik kepadanyq, "Jika engkau mengajak ngobrol kepadanya, ia akan merasa tenteram dengan obrolanmu. Sebab, ia sedang kesepian sekali." Setan tak henti-hentinya merayu si abid agar mau melakukan apa yang dibisikkannya itu.

Akhirnya; ahli ibadah ini terkadang mengajak ngobrol gadis tersebut dari atas tempat ibadahnya. la tidak mau turun ke bawah, karena takut terkena dosa. Selanjutnya setan 8atang lagi kepada si abid dan mengatakan, "Jika engkau turun ke bawah dan duduk di pintu tempat ibadahmu untuk bercakap-cakap dengannya dan dia pun tetap berada di pintu rumahnya, itu lebih baik dan menambah rasa tenang kepadanya."

Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah hingga si abid pun mau melakukannya. la duduk di pintu tempat ibadahnya, begitu juga si gadis di pintunya. Mereka pun saling bercakapcakap. Cukup lama dua orang tersebut terus-terusan melakukan kebiasaan bercakap-cakap di atas pintu masing-masing.

Seperti biasanya, setan datang lagi membujuk si abid agar melakukan "kebaikan" yang lebih banyak lagi. Setan berbisik, "Jika engkau keluar dari tempat ibadahmu lalu mendekati pintu rumahnya dan engkau berbicara dengannya, ia akan lebih tenteram dan lebih merasa senang. Itu kebaikan yang besar. la tidak harus keluar dari rumahnya. Biarlah ia berada di dalam rumahnya dan engkau di luar." Setan tak henti-hentinya membisikkan hal tersebut. Akhirnya si abid pun mau melakukan apa yang dibisikkan kepadanya itu.

Si abid akhirnya terbiasa mendekati pintu rumah tempat gadis tadi berdiam. la bercakap-cakap dengannya. Padahal, awalnya ia tak pernah beranjak dari tempat ibadahnya. Kalaupun untuk mengajak berbicara kepada gadis itu, ia melakukannya dari atas dan tidak mau turun ke bawah. Cukup lama kebiasaan yang dilakukan oleh sang ahli ibadah tersebut.

Selanjutnya setan datang kepada sang ahli ibadah dan berbisik, "Jika engkau masuk ke dalam rumahnya, lalu engkau bercakap-cakap dengannya, itu lebih baik. Sebab, jika engkau ada di dalam, wanita itu tetap tidak terlihat orang lain." Ahli ibadah ini mengikuti saran setan sehingga ia pun masuk ke dalam rumah tersebut.
Hampir seharian penuh, setiap hari, si ahli ibadah bercakap-cakap dengan si gadis.  Ketika waktu telah menjelang sore, ia baru naik ke atas tempat ibadahnya untuk melanjutkan ibadahnya.

Terjadilah Perzinaan
 
Setan selalu datang kepada si abid untuk merayunya setiap saat. Lama-kelamaan si abid bahkan sampai dapat menyentuh tubuh gadis tersebut. Setan terus-menerus mengganggu si abid dan si gadis. Dan, terjadilah perzinaan. Akhirnya, wanita itu pun hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Setan pun datang kembali kepada si abid dan berkata kepadanya, "Bagaimana kalau nanti saudara-saudara perempuan ini datang sementara ia melahirkan anak darimu? Apa yang akan engkau katakan? Mereka pasti akan mencela dan menghajarmu. Kareha itu, bunuh saja anak itu. Perempuan itu pasti akan menutupi rahasia ini. Sebab, ia juga takut kepada saudara-saudaranya kalau mereka mengetahuinya."

Maka si abid melakukan apa yang disarankan oleh setan tersebut, yaitu membunuh anak itu. Setelah dia membunuh anak laki-laki itu, setan berkata kepadanya, "Tapi, wahai pemuda, apa kau yakin perempuan itu akan menyembunyikan apa yang dilakukan olehmu? Sudah, bunuh saja dia!" Si abid pun akhirnya membunuh perempuan itu dan menguburkannya bersama anaknya. la meletakkan batu besar di atas kuburan anak dan ibunya tersebut. Setelah itu, ia naik ke atas tempat ibadahnya untuk meneruskan ibadah.

Mati Su'ul Khatimah
 
Tidak lama setelah kejadian itu, datanglah ketiga_saudara perempuan yang dibunuh tadi dari berperang. Mereka langsung menuju ke tempat si abid, menanyakan perihal saudara perempuan mereka. Mendengar pertanyaan tersebut, si abid menangis dan menceritakan kejadian yang mengerikan. la menyebutkan, saudara perempuan mereka meninggal karena suatu penyakit. "Saya sangat mengenalnya, ia adalah seorang wanita yang baik. Kuburannya ada di suatu tempat," kata si abid sambil menunjukkan sebuah kuburan yang agak jauh dari tempat ibadahnya.

Mereka segera mendatangi tempat yang ditunjukkan si abid. Sesampainya di sana, ketiganya menangis. Beberapa hari mereka tak henti-hentinya menziarahi kuburan adiknya. Setelah itu mereka pun pulang ke rumah keluarga asal mereka. Ketika malam tiba dan mereka telah tertidur, setan datang dalam mimpi mereka. Dalam mimpi tersebut setan muncul dalam bentuk seorang laki-laki yang sedang melakukan perjalanan. Setan memulai mendatangi orang yang paling tua di antara mereka dan bertanya mengenai saudara perempuannya. Sang kakak yang paling besar pun menceritakannya sebagaimana berita yang diterimanya dari si abid dan ia telah mengunjungi kuburannya.

Setan menyatakan bahwa kabar tersebut adalah dusta, "Apa yang dikabar kan olehnya tentang saudara perempuanmu hanya bualan. Justru ia telah menghamilinya dan adikmu melahirkan anak laki-laki. Karena takut diketaliui, ia membunuhnya dan membunuh pula ibunya. la memasukkan keduanya ke dalam sebuah lubang yang telah digali di balik pintunya, yaitu di sebelah kanan. Silakan engkau datangi tempat tersebut dan buktikan saja di sana. Kalian akan menemukan keduanya sebagaimana yang aku beritakan ini!"

Selanjutnya setan mendatangi kedua saudaranya yang lain dan menyampaikan kabar yang sama. Ketiganya merasa kaget atas mimpi itu sebab mereka memimpikan hal yang sama. Saudara yang paling besar berkata, "Ah, itu hanya mimpi. Tidak ada apa-apanya. Sudah, jangan kalian hiraukan, kita biarkan saja!" Saudara yang paling kecil berkata, "Demi Tuhan, saya tidak akan tenang kecuali setelah membuktikan tempat yang ditunjukkan itu."

Akhirnya ketiganya berangkat mendatangi rumah bekas hunian adik perempuan mereka. Mereka membuka pintu rumah tersebut dan mencari tempat yang disebutkan oleh setan kepada mereka di dalam mimpi. Benar saja, mereka menemukan saudara perempuan dan anaknya telah digorok lehernya dan diletakkan di tempat itu. Mereka pun datang kepada si abid dan menanyakan keadaan yang sebenarnya. Akhirnya si abid membenarkan apa yang dikatakan oleh setan tadi.

Ketiga saudara perempuan tersebut akhirnya membawa turun si ahli ibadah dan menghadapkannya kepada raja. Sang ahli ibadah divonis mati dengan disalib. Ketika si abid sudah diikat di atas kayu untuk dibunuh, datanglah setan kepadanya dan berkata, "Aku ini sahabatmu yang mengujimu dengan perempuan yang engkau hamili dan bunuh itu. Jika engkau ikuti perintahku hari ini dan kafir kepada Allah... aku akan menyelamatkanmu dari bahaya yang sedang engkau hadapi ini." Si abid mengiyakan anjuran setan, yaitu kufur kepada Allah. Ketika ia telah kafir, setan meninggalkannya dan orang-orang membunuhnya.

Raja dan 4 Orang Permaisuri

Pada zaman dahulu ada seorang raja yang memiliki empat orang permaisuri. Namanya raja, tentu ia memilih wanita yang cantik-cantik sebagai permaisurinya. Hanya saja Sang Raja memperlakukan keempat permaisurinya secara tidak adil. Sang Raja mencintai permaisuri termudanya (yang nomor empat) dengan sangat berlebihan. Ia pun selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan dan permintaan permaisuri termuda ini hanya untuk memenuhi hasratnya dan meraih cintanya.

Sedangkan kepada permaisuri ketiga, Sang Raja juga mencintainya. Hanya saja Sang Raja merasakan, bahwa permaisuri ketiga ini terkadang meninggalkannya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Lain halnya dengan permaisuri kedua. Ia selalu menjadi tumpuan Sang Raja setiap menghadapi kesulitan. Ia pun selalu mendengarkan dan memperhatikan keluh kesah Sang Raja dalam setiap menghadapi kesulitan. Bahkan tidak jarang, permaisuri kedua ini seringkali terlihat merasa prihatin dengan kesulitan yang dihadapi Sang Raja, suaminya.

Sedangkan permaisuri pertama dan tertua, Sang Raja tidak pernah memperhatikannya. Hak-haknya sebagai permaisuri pun tidak pernah dipenuhi. Kehidupannya terbengkalai akibat korban ketidakadilan suaminya terhadap permaisuri-permaisurinya. Padahal permaisuri pertama ini sangat mencintai Sang Raja. Dan dia pula yang berperan besar dalam menjaga kerajaannya.

Suatu saat, Sang Raja mengalami sakit keras. Ia pun merasakan bahwa ajalnya sudah di ambang pintu. Maut akan segera menjemputnya. Akhirnya Sang Raja berpikir, “Aku sekarang memiliki empat orang permaisuri. Sebentar lagi maut akan segera menjemputku. Aku tidak mungkin pergi ke alam kubur sendirian.” Demikian pikiran yang menggelayut di benaknya.

Sang Raja memanggil permaisuri termudanya yang memang sangat dimanjanya, sehingga semua kebutuhan dan permintaannya selalu dipenuhinya. Raja berkata kepadanya, “Aku sangat mencintaimu melebihi permaisuriku yang lain. Aku telah memenuhi segala keinginan dan permintaanmu. Namun kini sepertinya ajal akan segera menjemputku. Sekarang aku bertanya kepadamu, apakah kamu rela bersamaku sebagai pendamping dan penghiburku nanti di alam kubur?”

Sang permaisuri menjawab, “Ini tidak mungkin terjadi.” Segera permaisuri itu meninggalkan Sang Raja yang tekulai lemas tidak berdaya itu tanpa menampakkan rasa kasih sayang sedikitpun.

Lalu Sang Raja memanggil permaisuri ketiga dan berkata kepadanya, “Aku mencintaimu seumur hidupku. Sekarang ajalku sudah di ambang pintu. Bersediakah kamu menemaniku di alam kuburku nanti?” Permaisuri ketiga ini menjawab, “Tentu saja tidak. Hidup ini sangat indah. Dan setelah kematianmu, aku akan segera pergi dan menikah dengan laki-laki lain.”

Lalu Sang Raja memanggil permaisuri kedua dan berkata kepadanya, “Selama hidupku aku selalu mengadu dan mengeluh kepadamu dalam setiap kesulitan yang aku hadapi. Telah begitu banyak pengorbananmu untukku. Dan selama ini kamu selalu setia membantuku. Sekarang aku akan bertanya kepadamu, bersediakah kamu menemaniku di alam kubur nanti?” Dengan penuh perhatian dan lemah lembut, permaisuri ini menjawab, “Maafkan aku suamiku. Aku tidak mungkin memenuhi permintaanmu. Aku hanya bisa mengantarmu nanti sampai ke kuburmu.”

Setelah mendengar penolakan ketiga permaisurinya untuk menemaninya di alam kubur nanti, akhirnya Sang Raja merasa susah dan bersedih hati menghadapi detik-detik kematiannya. Tiba-tiba ia mendengar suara dari kejauhan berkata kepadanya, “Aku siap menemanimu di alam kuburmu nanti. Aku akan selalu bersamamu kemana pun kamu pergi.” Sang Raja melihat ke arah suara itu. Ternyata ia permaisuri pertamanya yang sudah kurus kering dan sakit-sakitan karena tidak pernah diperhatikan oleh Sang Raja, suaminya. Akhirnya Sang Raja merasa menyesal telah menelantarkan permaisuri pertama tersebut selama hidupnya. Sang Raja berkata, “Seharusnya selama ini aku memperhatikanmu melebihi permaisuriku yang lain. Seandainya masa lalu dapat kembali lagi kepadaku, tentu kamu akan menjadi permaisuriku yang paling aku perhatikan melebihi permaisuriku yang lain, karena pada saat-saat seperti ini, hanya kamu yang siap menyertaiku ke mana pun aku pergi.” Demikian Raja itu berkata kepada permaisuri pertamanya yang telah kurus kering dan sakit-sakitan akibat ketidakadilannya.

Sebenarnya, kita juga memiliki empat orang permaisuri. Permaisuri keempat adalah jasad kita. Bagaimanapun perhatian yang kita berikan terhadapnya, kita penuhi segala nafsu dan syahwatnya, jasad kita akan meninggalkan kita begitu kita meninggal dunia.

Permaisuri ketiga adalah kekayaan dan harta benda. Ketika kita meninggal, kekayaan dan harta benda kita akan meninggalkan kita dan segera menjadi milik orang lain.

Permaisuri kedua, keluarga dan teman. Berapa pun besar pengorbanan mereka kepada kita selama kita hidup, kita tidak dapat berharap kepada mereka ketika kita meninggal dunia, kecuali tidak lebih dari sebatas mengantarkan kita ke alam kubur.

Sedangkan permaisuri pertama adalah jiwa (ruh) dan hati. Kita tidak pernah memperhatikan jiwa dan hati. Selama ini kesibukan kita hanya untuk memenuhi syahwat kita sendiri, mengumpulkan harta dan memuaskan keluarga dan teman, padahal jiwa dan hati kita saja yang akan tetap menyertai kita nanti di alam kubur. 
(sumber: sidogiri.net)

Si Belang, Si Botak dan Si Buta

Ada tiga orang Bani Isra'il, belang, botak dan yang ketiga buta. Ketika Allah akan menguji mereka, lalu Allah mengutus seorang Malaikat berupa manusia, maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya, : "Apakah yang kau inginkan ?" Jawabnya : "Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan banyak orang jijik padaku". Maka diusaplah wajah si belang oleh Malaikat. Seketika itu juga hilang penyakitnya dan berganti rupa serta kulit yang bagus. Kemudian ditanya lagi : "Kekayaan apakah yang kau inginkan ?" Jawabnya :"Unta". Maka diberinya seekor unta yang bunting, sambil didoa'akan : BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA.

Kemudian datanglah Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya : "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya : "Rambut yang bagus dan hilangkan penyakitku yang menyebabkan kehinaanku didalam pandangan orang". Maka diusapnya, lalu seketika itu juga tumbuh rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi : "Kini kekayaan apa yang kau inginkan?" Jawabnya :"...Lembu". Maka diberinya seekor lembu yang bunting, sambil dido'akan : BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA. (Semoga Allah memberkahi bagimu kekayaanmu itu).

Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta, dan bertanya : "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya : "Kembalinya penglihatan mataku, supaya aku dapat melihat orang". Maka diusapnya, segera pula terbuka matanya dapat melihat orang. Selanjutnya ditanya pula : "Kekayaan apakah yang kau inginkan ?" Jawabnya : "Kambing". Maka diberinya seekor kambing yang bunting, sambil dido'akan.

Setelah beberapa tahun dan masing-masing telah memiliki daerah tersendiri yang penuh dengan unta, atau lembu, ataupun kambing. Maka datanglah Malaikat itu berbentuk seorang miskin, laksana keadaan si Belang pada waktu dia belum sembuh dan kaya itu, maka berkata : "Aku seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini, maka tiada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuan anda wahai manusia rupawan. Maka aku berharap demi Allah, Allah yang telah memberi rupa dan kulit yang bagus kepada anda, satu unta saja untuk meneruskan perjalanku ini." Si Belang menjawab : "Hak-hak orang masih banyak, aku tidak dapat memberi kamu apa-apa, silahkan minta saja dilain tempat". Berkata Malaikat itu : "Aku seolah-olah pernah tahu anda, tidakkah kau dahulu yang belang dan dijijiki orang, juga seorang yang miskin, kemudian Allah memberi kamu kekayaan?" Dijawab : "Aku telah mewarisi kekayaan ini dari orang tua-ku." Malaikat berkata lagi : "Jika kau berkata dusta, semoga Allah mengembalikan keadaanmu sebagaimana dahulu."

Kemudian Malaikat pergi kepada si Botak, dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu, dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan pada si Belang. Namun mendapatkan jawaban yang sama seperti yang dikatakan si Belang, hingga dido'akan : "Jika kau berdusta semoga kau kembali sebagaimana keadaanmu sedia kala."
 
Dan akhirnya datanglah Malaikat kepada si Buta, dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa miskin, dan berkata : "Aku miskin dan seorang rantau yang telah putus hubungan dalam perjalananku ini, maka tiada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuan anda. Maka aku berharap demi Allah, Allah yang telah mengembalikan pandangan mata anda, satu kambing saja untuk meneruskan perjalanku ini." Jawab si Buta : "Dahulu aku memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku, maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatupun kepadamu yang kau ambil karena Allah." Maka berkata Malaikat : "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji, maka Allah telah ridho padamu dan murka kepada kedua temanmu itu". (Buchary, Muslim)

“Kekayaan, ketampanan dan semua kenikmatan yang dipunya dan dirasakan oleh kita semua adalah datangnya dari Allah, maka sudah seharusnyalah kita senantiasa mesyukurinya, dengan selalu ingat Allah dan mempergunakannya dengan semestinya tanpa ada kesombongan dan semena-mena, karena semua itu akan kembali pada Sang Maha Punya….. ALLAH.”
 
 
http://sjaifuddin.blogspot.com/

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang ....... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku." kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar ?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." Jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." Kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang manusia. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara manusia memperlakukan orang tua.


“ Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shoghiro”

Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku, sayangilah mereka
seperti mereka menyayangi kami diwaktu kami kecil … Amin.

Minggu, 29 Mei 2011

Albumnya Laku 7 Juta, Rapper Loon Masuk Islam

 Di Amerika Serikat, nama Bad Boy Records amatlah kesohor sebagai label rekaman yang mengusung aliran musik rap. Salah satu penyanyi yang pernah bernaung di bawah payung label ini adalah Loon. Loon sendiri merupakan nama panggung yang digunakan oleh penyanyi yang memiliki nama asli Chauncey Lamont Hawkins ini.

Bersama dengan pemilik Bad Boy Records yang juga rapper Amerika, Sean John  “Diddy” Combs, dan penyanyi Usher, Loon berkolaborasi membawakan single berjudul I Need a Girl di tahun 2002. Dan, dalam waktu singkat single yang menjadi lagu pertama dalam album bertajuk We Invited The Remix itu langsung menduduki posisi keempat tangga lagu Billboard Hot 100.

Sejak saat itu karir Loon sebagai seorang musisi rap mulai berkibar. Ketenaran dan pundi-pundi uang pun ia raih dengan mudah. Namun, ungkap Loon, dirinya tidak pernah merasakan kepuasaan pribadi meskipun menikmati puncak kehidupan materi, kesejahteraan, sukses dan ketenaran. Seberapa keras ia berupaya, ia mengaku tak merasakan kedamaian di dalam dirinya.

Hal ini pula yang pada akhirnya mendorong rapper kelahiran Harlem, New York, 20 Juni 1975 ini untuk menemukan kebahagiaan dalam Islam. Mengutip laman voa-Islam, Loon memutuskan untuk masuk Islam setelah kumpulan lagu terakhirnya terjual 7 juta copy. Sepanjang karir bermusiknya Loon telah merilis tiga album, masing-masing bertajuk Loon (dirilis Oktober 2003), No Friends (Agustus 2006), dan Wizard of Harlem (Oktober 2006).

Selain itu ia juga telah merilis tiga belas single yang merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah penyanyi di negeri Paman Sam. Di antara singlenya tersebut adalah: I Need A Girl yang dinyanyikannya bersama Sean John “Diddy” Combs dan Usher;  Hit The Freeway yang dinyanyikan bersama dengan Toni Braxton; dan Show Me Your Soul yang dibawakannya bersama dengan Sean “Diddy” Combs, Lenny Kravitz dan Pharrell.
Setelah memeluk Islam, ia pun merubah namanya menjadi Amir Junaid Muhadith. ”Loon bekerja di luar sistem diri saya,” ujarnya mengenang sosoknya saat menyandang nama Loon ketika bergabung dengan Bad Boy Records. ”Kini saya bahagia menerima Islam dan menemukan kedamaian dalam hati, sesuatu yang selalui saya cari dalam bisnis musik. Terima kasih kepada Islam, sehingga saya mampu melengkapi pencarian dan kini saya sangat merasa damai. Bad Boys sudah usai. Saya kini dapat anda panggil “good boy”,” paparnya dalam suatu kesempatan wawancara dengan stasiun TV Al Jazeera.

Amir menemukan cahaya Islam dua tahun lalu, tepatnya pada Desember 2008 silam ketika melakukan tur di Dubai, Uni Emirat Arab. Selama berada di Dubai, ia dibuat terkagum-kagum dengan budaya kaum Muslimin di sana. Ketika di Dubai, menurut Amir, dia mendengar lantunan adzan dan melihat orang-orang bergerak menuju masjid-masjid yang terdekat untuk menunaikan shalat. ”Mereka terlihat berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dengan siapa saja,” ujarnya.
Saat itu, sambung Amir, timbul pertanyaan dalam benaknya tentang hakikat agama mereka (Islam). Apakah Islam itu hanya khusus diperuntukkan untuk bangsa Arab, atau untuk semua manusia? Sampai akhirnya ia mendapat jawaban yang konprehensif bahwa Islam itu adalah agama untuk semua manusia, tanpa membedakan keturunan, suku dan bangsa.

Setelah berfikir mendalam, Loon pun memutuskaan untuk menerima Islam sebagai keyakinan barunya. Sejak saat itu ia berubah total. ”Saya tinggalkan dunia musik secara total. Saya keluar total dari komunitas di mana saya habiskan hidup saya sebelumnya selama 17 tahun. Sekarang saya merasakan ketenangan batin yang sejak lama saya rindukan. Saya merasa bertambah tenang lagi setelah isteri dan anak saya juga masuk Islam,” paparnya.

Mengajak orang masuk Islam

Sebelum memeluk Islam, Loon adalah seorang penganut Kristen. Kisah hidupnya dimulai dari tumbuh besar di lingkungan terisolir (ghetto) khusus kulit hitam di Harlem, New York. Ia kemudian menjadi anggota geng jalanan hingga membentuk grup musik bergenre rap dan hip hop, dan akhirnya menemukan cahaya Islam.

Kabar bahwa ia masuk Islam pun mendapat slot khusus dalam tayangan Al Jazeera, satu-satunya stasiun jaringan berita independen di Timur Tengah. Dalam pernyataan publiknya, Loon mengatakan kedamaian dari dalam hanya bisa diperoleh dengan menyerahkan diri kepada satu tuhan. ”Hidup untuk sesudah mati, bukan untuk kehidupan saat ini, adalah kepuasan dalam meyakini, memuja dan memohon kepada Allah,” ujarnya. “Itulah mengapa saya mempraktekkan agama Islam yang indah.”

Ketika akhirnya memeluk Islam, sempat muncul pertanyaan apakah Loon masih akan mengejar karir sebagai penyanyi rap? ”Saat ini saya fokus mempelajari Islam dan memperluas pengetahuan tentang cara hidup Islam,” ujarnya. “Berada di posisi yang mempengaruhi, saya pertama-tama harus mampu melindungi diri sendiri,” ujarnya.

Setelah menjadi mualaf, semangat Loon untuk belajar dan mengenal Islam lebih mendalam semakin bertambah, karena dalam dirinya tertanam niat dan tekad untuk mengajak orang lain kembali kepada Islam. Untuk merealisasikan tekadnya ini, Loon kemudian memilih untuk bergabung dengan lembaga dakwah Islam Kanada, bidang penyebaran Islam. ”Saya memiliki program khusus terkait masalah tersebut, yakni mengajak para penyanyi dan seniman top dunia untuk mengenal Islam dan prinsip-prinsipnya.”

Sumber : republika.co.id

Paris Hilton Masuk Islam?

Bukan Paris Hilton namanya jika tidak menghentakkan dunia dengan 'aksi-aksinya'. Namun, 'aksinya' kali ini, bisa jadi, sungguh diluar logika masyarakat dunia yang mengenalnya dengan segala kelakuannya.

Aksinya kali ini terkait kepercayaannya terhadap agama yang dianutnya selama ini, yang dikabarkan mulai tergoyahkan. 'Paris Hilton telah masuk Islam', demikian diberitakan dailysquib.co.uk.

Namun, berita keislaman Paris Hilton yang dirilis dailysquib.co.uk tersebut masih dipertanyakan dan memunculkan pro dan kontra. Maklum, dailysquib dikenal sebagai laman berita yang kerap memuat berita-berita hoax, alias karangan sendiri. Sebagian percaya dan menyebarluaskan di berbagai blog dan situs jejaring sosial, sedangkan sebagian besar lainnya menganggapnya sebagai 'hoax' belaka.

Artikel dailysquib berjudul 'Paris Hilton Converts to Islam' yang ditulis Johnny Wilko tersebut mengutip pernyataan juru bicara Paris, Ian Brinkham, di CBS News. "Dia memikirkan hal tersebut dalam beberapa waktu dan ketika ia dipenjara di Fasilitas Penahanan Century Regional pada tahun 2007, ia menemui beberapa orang yang telah memeluk islam," ujar Brinkham.

Dengan menjadi muslim, Paris Hilton telah memutuskan untuk menghindari kehidupan lamanya sebagai selebriti dengan kehidupan bebas dan ugal-ugalan. Ketika berbicara dari pusat studi Islam di Jeddah, ia berkata, "Saya telah menemukan kedamaian sesungguhnya dalam kehidupan saya, saya dulu dikenal sebagai wanita malam, dan kurang bermoral, tapi sekarang semua itu telah berubah. Alhamdulillah!"

Hilton berencana untuk kembali ke Los Angeles minggu depan dan mulai mendirikan sekolah Islam di pusat Beverly Hills yang begitu gemerlap. "Lupakan saja tentang Scientology atau Kaballah. Ini adalah agama terbaik yang pernah ada sekarang. Saya tidak akan mengenakan tali merah di pergelangan tangan atau berjalan-jalan seperti robot yang berbicara tentang Xenu. Islam adalah agama yag wajib dianut, dan saya akan menyebarkan ayat-ayat Al-Quran kepada semua orang," ungkap Paris Hilton bersemangat.

Paris Hilton juga berencana untuk mengubah namanya menjadi 'Tahirah'. Sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti 'murni, atau suci'. Sekolah Islamnya akan dimulai pada Juli mendatang dan akan dijadikan tempat spiritual populer yang akan menghantui banyak selebriti Hollywood.

Rumor masuk Islamnya Paris Hilton ini mulai merebak ketika pewaris Hotel Hilton tersebut mengadakan jumpa pers dalam rangka promosi film 'My New BFF' (Best Friends Fo-Eva) di Dubai, pada Juli 2009 lalu. Dubai menjadi target promosi bagi Paris Hilton, karena kota ini dinilai sebagai tempat yang strategis untuk pengembangan bisnisnya. Selama 20 tahun terakhir, Dubai memproklamirkan diri sebagai pusat merek mewah.

Dalam acara tersebut, Paris Hilton mengenakan busana khas Arab lengkap dengan kerudung. Kepada audien, Paris menyapa dengan salam Islami 'Assalamu’alaikum.' Paris menjelaskan bahwa dirinya sangat menghormati para pengunjung. "Saya hanya ingin mencoba untuk menghormati semua orang yang ada disini," ujarnya.

Sejauh ini, belum bisa dipastikan kebenaran berita masuk Islamnya Paris Hilton. Jika benar selebritis Hollywood ini masuk Islam, bisa dipastikan media seluruh dunia akan gempar. Namun hingga kini belum ada kantor berita internasional terkemuka yang memberitakan hal ini. Juga belum ada konfirmasi resmi dari Paris Hilton akan berita keislamannya baik di facebook fans page-nya, twitter maupun artikelnya di Wikipedia. Wallahu a'lam. 
 
Sumber : Republika.co.id

Putri Wong Kam Fu : Tergugah Acara MTQ

 Saya adalah WNI keturunan yang tinggal di wilayah perkampungan muslim. Pergaulan dan interaksi saya kepada sesama warga sangat erat. Keluarga saya memang bukan keluarga muslim, namun masyarakat sekitar sudah menganggap keluarga saya seperti saudara sendiri. Dari sinilah saya merasakan adanya persamaan dan persaudaraan. Dan, dari sini pula saya mulai mengenal ajaran mereka.

Saya lahir 22 Oktober 1953 di Batu, Malang, Jawa Timur. Kedua orang tua memberi nama Pek Kim Lioe. Saya anak tunggal dari pasangan Pek Sek Liang dan Ani. Karena sesuatu hal, kedua orang tua saya akhirnya bercerai. Saya akhirnya diasuh oleh ibu tiri selama lima tahun. Sejak kecil saya dididik dalam lingkungan Nasrani, mulai SD hingga SMA.

Belum tamat SMA, saya dipinang dan kemudian menikah dengan Gabriel Dela Dorolatta Mustar, seorang pemuka Nasrani asal Nganjuk. Mustar adalah seorang guru SMP di Batu. Perkawinan saya dengan Mustar dikaruniai tujuh orang anak. Tetapi, seorang di antara ank kami meninggal dunia di usia balita. Mereka adalah Vincencius Budi Prasetyo, Wongso Wijoyo, Kurniawati, Sumirasari, Rama dan Linda.

Tertarik Pada Islam

Suatu ketika saya bersama suami nonton televisi mengenai Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) yang disiarkan langsung dari kota Pontianak (Kalbar). Saat acara berlangsung, kami menatap dengan penuh perhatian. Kami berdua membisu. Tiba-tiba saya terkejut mendengar suami saya bertanya, "Leoni, bagaimana kalau kita masuk Islam?" Pertanyaan yang tiba-tiba ini membuat saya kaget. Saya langsung membisu sambil menatapnya. Pertanyaan suami saya itu memang sudah lama saya tunggu. Saya sangat mendambakan pertanyaan itu terlontar.

Pertanyaan itu terasa memberikan kedamaian. Ada kesejukan dalam batin ini. Sesungguhnya sudah lama saya merindukan sebuah kedamaian. Sebelumnya, saya pernah merasakan kedamaian ketika mendengar suara azan magrib dan subuh dari sebuah masjid yang berada tak jauh dari tempat tinggal saya.

Alunan suara yang memanggil orang islam untuk segera shalat ini, sering membuat saya resah. Saya berusaha secara diam-diam mencari rahasia apa yang sesungguhnya ada di balik suara yang menggetarkan hati saya itu. Tanpa diketahui suami, saya mulai mempelajari buku-buku agama Islam yang saya beli diam-diam. Terkadang, tanpa rasa malu dan sungkan saya datangi tokoh-tokoh agama di kampung, dan bertanya berbagai hal yang berkaitan dengan Islam.

Oleh kakek saya, Empeh Wong Kam Fu, saya di perkenalkan kepada Haji Masagung (almarhum). Haji Masagung adalah pengusaha muslim keturunan Cina dan juga teman kakek sejak kecil. Oleh beliau saya diberi dua buah buku agama yang berjudul, Dialog Islam dan Kristen dan Sejarah Islam Tionghoa.

Saya akui kedua buku itu sangat mempengaruhi keimanan saya. Segala kegiatan yang saya lakukan sengaja saya sembunyikan. Tak pernah sedikit pun saya membicarakan apa yang saya lakukan kepada suami saya. Saya benar-benar ingin menjaga perasaanya. Rasa simpati saya kepada orang Islam dan ajarannya makin tak tertahan lagi ketika kakek saya Empeh Wong Kam Fu meninggal dunia. Kendati kakek saya orang Tionghoa dan beragama lain, ternyata yang datang melayat dan membantu mengurus jenazah justru orang Islam setempat. Mereka dengan sukarela dan ikhlas membantu tanpa melihat latar belakang suku dan agama. Hati saya terpesona dengan kekerabatan orang Islam setempat. Rasanya, saat itu saya ingin mengutarakan kepada suami.

Keinginan itu sempat saya tahan. Ternyata suami saya pun diam-diam mengamati kegiatan orang Islam di sekitar rumah kami. Dan, ia sangat terharu pada keikhlasan masyarakat dalam membantu keluarga kami yang tengah mendapat musibah. Puncaknya, ia mengutarakan keinginan untuk masuk Islam saat menonton siara MTQ di televisi. Akhirnya kami berdua sepakat untuk menemui Haji Masagung. Sesampai di Jakarta, kami langsung menemuinya, namun tidak mendapat sambutan.

Haji Masagung berkata kepada kami, "Bila hendak menjadi seorang muslim sejati, sayaratnya harus berani menderita dan mati atas nama Islam. Dan, kalau kalian mau masuk Islam, tak perlu jauh-jauh ke Jakarta. Cukup melalui KUA (Kantor Urusan Agama) setempat saja." Setelah bertemu Haji Masagung, kmai segera pulang ke Malang. Susuai saran teman kakek saya itu, kami menemui Pak Kasdri, modin (petugas azan) masjid. Kedatangan kami disambut dengan sukacita. Wajah Pak Kasdri berseri-seri saat mendengar niat kami masuk Islam. Esok harinya, Pak Kasdri mengajak kami ke kantor KUA Kecamatan Batu. Disana kami dipertemukan dengan staf KUA, Bapak Nursyasin Masdrah. Oleh beliau kami diimbau untuk berpikir dan mempertimbangkan masak-masak. Namun, keinginan untuk masuk Islam sudah menggebu-gebu. Terutama suami saya. Ia langsung menanyakan berbagai hal kepada Pak Nuryasin. Semua pertanyaan suami saya di jawab dengan sabar olehnya.

Untuk memantapkan hati, kami terus berdialog dengan Pak Kasdri dan K.H. Sayuti Dahlan, seorang tokoh Islam di Malang. Dan, kami sebagai orang tua juga memberitahukan dan mengajak anak-anak kami untuk memeluk Islam. Ajakan kami ternyata di turuti oleh anak-anak kami.
Masuk Islam

Taufik dan hidayah akhirnya datang juga kepada keluarga kami. Sebelum mengucapkan syahadat, kami sekeluarga mempersiapkan diri. Saya membersihkan seluruh tubuh. Begitu juga suami dan anak-anak kami. Saya mengenakan kain panjang dan baju kebaya tertutup dan pakai kerudung. Suami saya mengenakan kain sarung baju putih lengan panjang dan kopiah. Demikian juga dengan anak-anak kami. Alhamdulillah, tepat bakda Jumat, di Masjid an-Nur, tanggal 12 Juli 1985, kami sekeluarga dibimbing K.H. Suyuti Dahlan, mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat. Sungguh, saya tak dapat menahan haru. Air mata saya menetes. Saya sangat bersyukur. Tiba-tiba hati saya yang selama ini gelisah menjadi damai.

Setelah menjadi seorang muslimah, nama saya segera diganti menjadi Fatimah. Dan, nama pemberian itu saya gabungkan dengan nama lama saya, sehingga menjadi Leoni Fatimah. Nama suami saya menjadi Mohammad Mustar. Keharuan kian menjadi setelah ikrar selesai. Oleh Pak Kasdri saya diberi selembar sejadah dan oleh H. A Zalaroa, suami saya diberi kopiah. Para tetangga menyambut dan bersyukur atas masuk Islamnya kami sekeluarga. Untuk menambah dan memperkokoh keimanan, saya bersama suami dan anak-anak mulai aktif belajar membaca dan menulis Al-Qur'an serta pengajian. Saya mendirikan mushala di rumah untuk shalat berjamaah. Alhamdulillah, tahun 1987 saya dapat menunaikan ibadah Haji.

Saya mulai aktif berdakwah setelah terpilih menjadi Ketua Yayasan Karim Oei Jawa Timur, pada 26 November 1995. Dalam memimpin yayasan ini saya mencanangkan salah satu program untuk mengajak warga keturunan mengenal dan memahami Islam secara lebih mendalam, yaitu lewat kegiatan rutin belajar membaca dan menulis Al-Qur'an dan pengajian.

teks tausyih lagu-lagu al-quran (bayyati,shobah,hijaz,nahawand,sika,rost,jiharkah)

bayyati


shobah


hijaz


nahawand


sika


rost


jiharkah


Franck Ribery : Menemukan Kedamaian Islam

Pesepakbola Prancis, Franck Ribery, punya kebiasaan baru sebelum merumput. Pemain muda berusia 23 tahun yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Zinedine Zidane, ini, selalu menengadahkan tangan ke langit sebelum berlaga bersama Les Bleus di Piala Dunia. Dia berdoa layaknya seorang Muslim. Benarkah pemain termuda di tim Prancis ini seorang Muslim?

Kabar Ribery masuk Islam, menyeruak sejak awal tahun 2006. Kabar itu mula-mula dilansir L'Express. Majalah ini menyebut adanya pemain nasional Prancis yang secara teratur beribadah di masjid di selatan Marseille. Mingguan itu tak menyebut nama secara eksplisit, namun yang dimaksud adalah Ribery. Kendati aksi berdoanya di lapangan hijau telah menarik perhatian publik Prancis, Ribery yang merupakan pencetak gol pertama plus optimisme bagi Prancis saat melawan Spanyol, itu, tetap enggan mengemukakan keyakinan barunya itu secara terbuka. Gelandang kanan klab Olympique Marseille, ini, mengatakan keimanan barunya adalah perkara pribadi, tak perlu publikasi.

Alhasil, sejumlah spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut isteri Ribery yang asli Maroko memainkan peran penting terhadap perubahan Ribery. Ada pula yang menyebut perubahan itu terjadi sejak Ribery membantu klab Turkish Galatasary pada tahun 2005 lalu. Ribery memang setahun tinggal di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu, dan membantu tim itu memenangi Piala Turki 2005.

Tapi tak selamanya Ribery bisa diam. Baru-baru ini, dia bersedia diwawancarai majalah Paris Match. Apa katanya? ''Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan,'' Dia menambahkan, ''Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Dan akhirnya saya menemukan Islam.''

Napoleon : Kemegahan dunia tak membahagiakan

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.

Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.

Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.

"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"

"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?" (Lihat Kejadian 19:30-38) 

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...." 

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata : "Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."

"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."

Selanjutnya : "Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans." 

"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam." 

Akhirnya ia berkata : "In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."

Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab. Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan AlQuran daripada Alkitab, juga semua cerita yang melatar belakanginya.
Maha Suci Allah ...

Kamis, 26 Mei 2011

Bisa Berbagi dengan Anak Yatim

Minggu sore itu sudah menunjukkan pukul setengah tiga. Suasana mulai terasa adem, menggantikan teriknya matahari yang memancar sesiang tadi. Nampaklah segerombolan remaja tengah bersenda gurau di sebuah rumah, di kawasan Depok.
Seorang di antaranya terlihat sedang mencuci mobilnya. Beberapa lainnya duduk-duduk di lantai sambil ngobrol dan berkelakar. Tiba-tiba senda gurau mereka terhenti. Sesosok anak kecil, dengan pakaian kumel dan lusuh sudah memasuki perkarangan rumah itu.
“Minta... Kak... saya minta uang...” sapanya dengan wajah memelas. Pemuda yang sedang mengelap mobil mengalihkan pandangan ke arah teman-temannya.
“Eh, ada yang bawa seribuan, nggak?” tanyanya mendesak.
Semua temannya merogoh kantong dan dompet.
“Nggak ada gue,” jawab seseorang.
“Iya.... gue juga nggak ada, Cek!”
Pemuda yang kerap dipanggil Bucek itu ganti memandang pengemis kecil dan berkata,”Maaf, Dek... lain kali aja, ya...”
Tapi omongannya terhenti ketika Leka, temannya mendadak beranjak dari tempatnya duduk dan memanggil Bucek.
“Apaan?”
“Ini.... kasih ini aja...” kata gadis itu seraya menyerahkan selembar uang lima ribuan.”
Bucek menggeleng, “Nggak usah, eh Man, cari gih di dalam uang seribuan...” serunya pada Arman, temannya yang lain.
“Nggak usah, ini aja lagi....” desak Leka kemudian.
“Kegedean, lagi....” tolak Bucek.
“Nggak apa-apa... gue cuma ada lima ribu uang kecilnya. Gue ikhlas, kok. Kasihan lagi...”
Sementara pengemis kecil itu belum beranjak, ia masih berada di perkarangan, memperhatikan perdebatan sepasang remaja itu.
“Iya gue ngerti, tapi takut kebiasaan dia, nanti ke sini melulu. Belum tentu buat dia, kan ada yang koordinir...” Bucek masih berusaha membujuk Leka.
“Ah, udahlah, Cek. Gue lagi pingin beramal, nih. Biarin deh.”
Tapi karena Bucek tak juga mengambil uang itu dari lengannya. Leka lalu meminjam sendal pemilik rumah dan bergegas ke halaman.
“Ngapain, loh Ka... becek lagi....” tanya teman-temannya. Gadis itu tak menghiraukan panggilan mereka. Segera ia mengejar pengemis kecil yang telah meninggalkan perkerangan itu.
“Dek... sini.... nih, buat kamu...” ia menyerahkan selembar lima ribuan padanya. Pengemis kecil itu menerima dengan senyum ceria.
“Jadi ngasih?” tanya temannya begitu Leka kembali. Gadis itu hanya mengangguk singkat.
“Biarin, kasihan...”
Tak ada hal lain dalam pikirannya selain ingin membantu gadis pengemis itu. Beberapa hari kemudian, Leka berpikir kalau sweet seventeennya semakin dekat. Sesampainya di rumah, ia bertanya pada tentenya.
“Tante... tabungan Leka ada berapa?”
“Emang kenapa?” tantenya balik bertanya.
“Gue cuma ingin tahu. Kan dikit lagi ulang tahun 17. Rencananya gue mau ngerayain sama anak yatim di Jambi nanti.” Jelasnya. Ulang tahunnya memang bertepatan dengan masa kenaikan kelas. Rencananya liburan nanti ia akan pulang kampung.
“Di sini kamu juga ngadain pesta nanti?”
“Pengennya sih... kalau duitnya cukup. Makanya gue mau itung-itungan. Tabungan gue di Tante berapa?”
Akhirnya mereka berhitung,”Ka... tabungan kamu kan 400 ribu. Nah, selain itu kamu dapat sangu 500 ribu dari Mbak Ven di Batam.” Jelas tantenya, menyebutkan nama tante yang lain, yang tinggal di Batam dan termasuk orang kaya.
Mata Leka bersinar, “Beneran? Berarti uang gue ada...” ia berhitung lagi.
“Tapi masih kurang kalau mau ngadain pesta di sini juga.” Keluhnya.
“Ka... sekarang kamu prioritaskan aja deh, kamu ngejar pahala atau duniawi aja. 17 tahun nggak selalu harus pesta kan?”
Leka masih menerawang. “Kalau gue minta tambahan lagi sama Tante Ven di Batam gimana, ya? Kan untuk merayakan sama anak yatim. Niat gue ada empat nih...” ia lalu menjabarkan keempat niat baiknya.
“Coba, aja....” kata tantenya lagi.
Takut-takut Leka mencoba mengirim sms pada tantenya di Batam. Alhamdulillah sang tante bersedia menambahi lagi satu juta.
“Alhamdulillah.... ah gue pesta di Jambi aja ama anak yatim, di Depok nggak usah,” putusnya kemudian.
Dua minggu kemudian, sekembalinya dari Jambi, gadis remaja itu berbagi cerita kalau ulang tahunnya sukses. Mengundang sekitar 50 anak yatim dan juga teman dan kerabat dekatnya.
“Alhamdulillah sukses, sampe rumah nggak muat.” Jelasnya ceria. Kemudian ia berkisah lagi. Akibat menyenangkan anak yatim itu, ia mendapat uang 500 ribu dari seorang kaya di kampungnya, yang merupakan teman dekat ayahnya.
“Ka nggak nyangka, padahal baru ketemu. Eh dapat 500 ribu.”
Gara-gara sedekah 5000, remaja itu mendapat ganti sebesar satu setengah juta rupiah dalam beberapa hari. Uang itu dipergunakannya untuk merayakan ulang tahun bersama anak yatim. Selanjutnya ia mendapatkan bonus sebesar 500 ribu lagi. Leka meyakini sedekah memang mampu memancing rezekinya.
***
(9 Agustus 2005)


Translate to Arabic Translate to Bahasa Indonesia Translate to Bulgarian Translate to Simplified Chinese Translate to Croatian Translate to English Translate to Czech Translate to Danish TTranslate to Dutch Translate to Finnish Translate to French Translate to German Translate to Greek Translate to Hindi Translate to Italian Translate to Japanese Translate to Korean Translate to Norwegian Translate to Polish Translate to Portuguese Translate to Romanian Translate to Russian Translate to Spanish Translate to Swedish Translate to Slovak Translate to Serbian Translate to Thai Translate to Turkey Translate to Filipino Translate to Filipino