Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita sekalian, khususnya nikmat iman dan Islam dan nikmat hidup dan sehat sampai pada saat ini, sehingga kita dapat melaksanakan shalat Jumat. Mudah-mudahan Allah Swt tetap melimpahkan nikmat-Nya kepada kita sekalian. Amin.
Kita, sebagai manusia, juga bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan manusia dan menjadikannya sebagai khalifah atau penguasa di muka bumi ini. Manusialah yang mengatur bumi ini, bukan makhluk yang lain, termasuk makhluk malaikat. Manusialah yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah untuk dapat mengaturnya itu, sebagaimana firman Allah dalam S. Al-Baqarah: 31-32,
وعلم آدم الأسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء إن كنتم صادقين قالوا سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم
Selain ilmu pengetahuan tersebut, untuk manusia itu disediakan oleh Allah Swt segala sarana hidup yang perlu diolah, baik yang ada di muka bumi, atau di dalam perut bumi, ataupun yang ada di dalam lautan, bahkan yang ada di udara dan ruang angkasa.
Dalam hal ini Allah Swt berfirman dalam S. Al-Mulk: 15,
هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه وإليه النشور
Kemudian dalam S. Ibrahim(14) : 32-34 Allah berfirman,
الله الذي خلق السموات والأرض وأنزل من السماء ماء فأخرج به من الثمرات رزقا لكم وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره وسخر لكم الأنهار وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم الليل والنهار وآتاكم من كل ما سألتموه وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها إن الإنسان لظلوم كفور
Dalam ayat-ayat tersebut Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi, yang kejadiannya jauh lebih besar dan lebih sulit daripada kejadian manusia, yang selalu disaksikan manusia, dan pada keduanya terdapat pelajaran dan manfaat. Langit berupa ruang angkasa yang tidak terhingga luas dan besarnya, di dalamnya terdapat benda-benda angkasa berupa planit yang tidak terhitung jumlahnya, masing-masing berjalan menurut garis edarnya menurut hukum yang telah ditentukan Allah. Jika diruangkan dan diperhatikan tata ruang angkasa yang rapi itu, maka terasalah tidak ada artinya manusia itu dan semakin terasa pula keagungan Penciptanya.
Demikian pula Allah menciptakan bumi yang merupakan salah satu planit ruang angkasa, tempat manusia hidup dan berdiam, tempat mempersiapkan diri sebelum mengalami hidup yang sebenarnya di akhirat nanti. Permukaan bumi ditumbuhi tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dengan buahnya yang beragam pula, yang berguna bagi manusia. Di dalam perut bumi terdapat barang tambang yang beraneka ragam. Semuanya itu diciptakan Allah untuk manusia.
Allah-lah yang menurunkan hujan dari langit. Dengan hujan itu tumbuh dan suburlah tumbuh-tumbuhan, hingga berbuah. Allah-lah yang menundukkan bahtera bagi manusia, sehingga manusia dapat berlayar di permukaan air ke tempat yang dikehendakinya ke segenap penjuru dunia. Allah jugalah yang menundukkan sungai-sungai bagi manusia, seperti untuk pengairan pertanian, mengubah arus air menjadi sumber tenaga yang bermanfaat seperti kincir dan arus listrik.
Allah Swt jugalah yang menundukkan matahari dan bulan, malam dan siang, yang semuanya itu sangat bermanfaat bagi manusia. Karena itu pulalah Allah akan memenuhi apa yang diminta dan diperlukan manusia, asal manusia sendiri berusaha untuk mendapatkannya. Semua itu adalah nikmat Allah kepada manusia yang tidak terhitung jumlahnya.
Demikianlah, Allah Swt telah menyediakan bekal untuk kehidupan manusia, sebagai nikmat-Nya yang dianugerahkan kepadanya. Di sini manusia diharuskan bekerja keras untuk memanfaatkan nikmat itu, sukses di dunia sangat penting untuk digunakan bagi upaya mencapai kebahagiaan di akhirat. Firman Allah dalam S.Al-Qashash (28) : 77,
وابتغ فيما آتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد في الأرض إن الله لا يحب المفسدين
Ayat ini berarti:
- Perolehan di dunia perlu diabdikan untuk kepentingan di akhirat
- Pengabdian untuk akhirat tidak boleh dengan mengorbankan hidup pribadi di dunia
- Perlunya manusia memperhatikan orang lain dan lingkungan dalam usaha mengejar kebahagiaan dunia.
Selama di dunia itu manusia harus bekerja keras untuk kebahagiaannya di dunia maupun di akhirat, karena dunia adalah ladang bagi akhirat, sebagaimana tersebut dalam S. At-Taubah (9) :105,
وقل اعملوا فسيرى الله عملكم ورسوله والمؤمنون وستردون إلى عالم الغيب والشهادة فينبئكم بما كنتم تعملون
Demikianlah khutbah singkat tentang pedoman dan bekal hidup manusia. Semoga uraian singkat ini bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Sehingga kita menjadi orang yang muttaqin haqqa tuqatih.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...