Senin, 02 Juni 2008

TABIAT ASASI MANUSIA

Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, kehadirannya di muka bumi delengkapi dengan berbagai tabiat (watak), kecenderungan dan sifat-sifat yang beraneka ragam. Dalam al-Qur’an surat Ali Imran 14, disebutkan beberapa tabiat asasi yang dimiliki manusia pada umumnya, yaitu: (1) Kecintaan terhadap syahwat, (2) mencintai anak dan keturunan, (3) mencintai kekayaan, (4) menyukai berbagai jenis kendaraan (5) cinta terhadap hewan dan ternak, (6) cinta terhadap sawah dan ladang.

Setiap manusia yang normal, baik pria maupun wanita pasti mencintai lain jenisnya. Pria mencintai wanita dan wanita mencintai pria. Cinta anatara keduanya pada mulanya berdasarkan pada libido seksual, yang kemudian akan berkembang pada hal-hal yang bermanfaat atau merusak. Dengan dorongan rasa cinta tersebut, seorang manusia bisa memperoleh prestasi yang baik dan terpuji, bisa juga mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan jahat dan tercela.

Ajaran Islam membenarkan adanya rasa cinta tersebut, karena hal itu bersifat fitri, tetapi harus diarahkan kepada kebaikan dan menghindari perbuatan yang tercela. Islam mengendalikan rasa cinta seorang terhadap lain jenisnya dan menyalurkan melalui lembaga yang sakral, yaitu pernikahan. Dengan pernikahan cinta seorang manusia akan diarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat dan membahagiakan, juga menghindari permusuhan diantara sesamanya.

Mencintai anak dan keturunan merupakan cinta tulus, yang datang dari kalbu setiap insan. Begitu besar cinta orang tua kepada anak-anaknya, sehingga mereka rela menderita demi kebahagiaan keturunannya. Anak yang shaleh adalah dambaan setiap orang tua dan merupakan penyejuk mata serta kebanggaan bagi keluarga. Para Nabi dan rasul banyak berdoa agar memiliki anak yang shaleh dan keturunan yang membahagiakan. Nabi Zakaria pernah berdoa : “Wahai Tuhanku karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik”. (Q.S. Ali Imran, 38). Nabi Ibrahim juga memohon kepada Allah yang senada dengan doa tersebut : “Wahai Tuhanku karuniakanlah kepadaku seorang anak yang shaleh”. (Q.S. al-Shaffat, 100).

Orang-orang muslim diajarkan oleh al-Qur’an agar senantiasa berdoa, memohon kepada Allah agar memiliki keluarga yang baik dan menyenangkan serta mempunyai keturunan dan generasi penerus yang bertaqwa : “Wahai Tuhan kami karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menjadi cahaya mata kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. al-Furqan, 74). Fungsi anak dan keturunan, diantaranya adalah untuk mewarisi keluarga dan melanjutkan perjuangan untuk menegakkan agama Allah. Nabi Zakaria pernah mengungkapkan hal itu : “Tuhanku berikanlah kepadaku seorang anak dari sisi-Mu, yang kelak anak itu akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’kub; dan jadikanlah ia wahai Tuhanku seorang anak yang diridhai”. (Q.S. Maryam, 5-6).

Cinta kepada kekayaan berupa harta, emas, perak, perhiasan dan berbagai materi lain, juga merupakan tabiat yang layak bagi setiap insan yang berakal. Agama Islam juga tidak melarang hal itu asal sesuai dengan aturan-aturan yang digariskan syara’. Manusia muslim dianjurkan agar memiliki kekayaan dengan jalan yang baik dan halal. Setiap harta yang dimiliki seseorang akan dimintai pertanggungjawaban dalam tiga hal. Bagaimana cara memperoleh harta itu, bagaimana cara mengelolanya dan bagaimana cara membelanjakannya.

Apabila tiga hal itu sesuai dengan ajaran Islam, maka kekayaannya akan sangat bermanfaat bagi sesama umat manusia. Tetapi bila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka kekayaan yang diusahakannya akan menjadi bencana dan fitnah. Baik tidaknya harta benda dan kekayaan, biasanya terletak pada pemilik harta itu.

Kalau pemilik harta itu orang yang baik dan bertaqwa, maka akan memanfaatkan hartanya untuk kebaikan. Sebaliknya, apabila pemilik harta itu adalah orang yang jahat, biasanya juga akan digunakan untuk perbuatan yang tidak baik.

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, umat manusia memerlukan kendaraan yang memadai, untuk mempermudah aktivitas hariannya. Memilih kendaraan yang baik dan mewah tidak dilarang, asal sesuai dengan kamampuan kita dan tidak untuk menyombongkan diri. Kita dilarang berlebihan dalam menggunakan kendaraan atau memamerkan kekayaan di depan orang lain yang menderita. Manusia muslim dilarang bersikap angkuh terhadap sesamanya, tetapi hendaknya bersikap wajar-wajar saja, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.

Hewan ternak dengan aneka hewan lain dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya, merupakan kesenangan tersendiri bagi manusia. Kesenangan tersebut disebabkan oleh indahnya bentuk hewan itu, kelincahan, suara dan rupanya. Kesenangan itu tidak dilarang asal bisa memeliharanya dengan baik.

Demikian juga dengan kesenangan terhadap sawah, ladang, tanaman, kebun, hutan dan sebagainya merupakan tabiat manusia yang diperbolehkan oleh agama. Ajaran Islam mengarahkan umat manusia yang ditugasi sebagai khalifah agar dapat menjaga kelestariannya dengan baik. Tabiat asasi seperti tersebut di atas, tidak bertentangan dengan ajaran agama, selama berpegang kepada petunjuk-Nya.


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...

Translate to Arabic Translate to Bahasa Indonesia Translate to Bulgarian Translate to Simplified Chinese Translate to Croatian Translate to English Translate to Czech Translate to Danish TTranslate to Dutch Translate to Finnish Translate to French Translate to German Translate to Greek Translate to Hindi Translate to Italian Translate to Japanese Translate to Korean Translate to Norwegian Translate to Polish Translate to Portuguese Translate to Romanian Translate to Russian Translate to Spanish Translate to Swedish Translate to Slovak Translate to Serbian Translate to Thai Translate to Turkey Translate to Filipino Translate to Filipino