Jumat, 09 Mei 2008

MANUSIA MUSLIM DAN KESEHATAN

Beberapa hari yang lalu, kita baru saja memperingati hari kesehatan sedunia. Peringatan tersebut disambut dengan berbagai kegiatan yang pada umumnya mengarahkan umat manusia menuju kepada kehidupan yang sehat baik lahir maupun bathin. Nikmatnya kesehatan adalah merupakan karunia Allah yang sangat luhur yang patut kita syukuri, keagungan nikmat itu tidak mungkin dapat diganti dengan segala macam materi duniawi, baik harta ataupun benda lainnya. Sebagai karunia Allah, kesehatan harus senantiasa kita jaga dengan baik dan diusahakan agar kehidupan kita selalu dibarengi dengan kesehatan tersebut baik fisik ataupun mental.

Agama Islam sangat memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan pembentukan manusia yang ideal. Manusia muslim yang ideal adalah mereka yang memiliki kesehatan jasmani yang prima, demikian juga kesehatan rohaninya. Dalam hadits nabi disebutkan, manusia muslim yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari seorang muslim yang lemah. Manusia ideal menurut pandangan Islam paling tidak memiliki tiga kriteria pokok yaitu: Jasmani yang sehat dan kuat serta memiliki keterampilan, memiliki kecerdasan dan kepandaian, dan kehidupan rohani yang berkualitas.

1. Jasmani Yang Sehat Dan Kuat Serta Memiliki Keterampilan

Manusia muslim perlu memiliki jasmani yang sehat dan kuat, terutama diperlukan untuk aktivitas sehari-hari dalam menegakkan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Berbagai aktivitas yang bermanfaat dari fisik yang sehat dan kuat akan memberikan andil yang besar dalam membentuk suatu masyarakat yang baik. Mengenai hal ini kita akan melihat langsung berbagai aktivitas mereka yang melahirkan karya-karya besar dari umatnya, pada umumnya memiliki kekuatan fisik dan kesehatan yang prima

Selain memiliki fisik yang sehat dan kuat, manusia muslim juga harus memiliki mental yang sehat pula, karena kesehatan mental dan kesehatan fisik saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Akal yang sehat berada pada fisik yang sehat, keadaan fisikpun akan dipengaruhi oleh mentalnya. Di masa Nabi dan para sahabatnya, umat Islam selalu diarahkan agar melakukan kegiatan-kegiatan olahraga yang sangat erat dengan kesehatan jasmani, seperti latihan memanah, berenang, menggunakan senjata, menunggang kuda, lari cepat dan sebagainya. (al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 503). Perhatikan hadits berikut ini : “Memanahlah wahai Bani Isma’il, karena nenek moyangmu adalah pemanah”, (al-Syaibani, 504). “Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu terletak pada kesanggupan memanah”, (al-Syaibani, 504). “Siapa yang belajar memanah kemudian ia melupakannya, maka ia tidak termasuk golongan kami”, (al-Syaibani, 505). “Tidak ada keunggulan kecuali dalam menunggang kuda”, (al-Syaibani, 505).

Beberapa hadits di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan senantiasa diperhatikan oleh Nabi dan para sahabatnya. Mengenai jenis-jenis olehraga dan keterampilan pada waktu itu masih sangat terbatas seperti pada kepandaian memanah, berenang, menunggang kuda, lari cepat dan keterampilan menggunakan senjata. Bila dikaitkan dengan masa sekarang, tentunya bukan terbatas sampai disitu saja, tetapi harus dikembangkan dengan berbagai jenis olehraga dan keterampilan yang ada pada masa sekarang. Contoh-contohnya bisa kita lihat dalam cabang-cabang olahraga, kepandaian dan keterampilan lain dalam berbagai cabangnya yang sangat banyak.

2. Memiliki Kecerdasan dan Kepandaian.

Agama Islam mengarahkan umatnya agar memiliki kecerdasan dan kepandaian yang tinggi dan pengembangan akalnya secara sempurna. Kecerdasan ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan problem dengan tepat dan cepat, sedangkan kepandaian ditandai dengan banyaknya memiliki pengetahuan dan banyak menyerap informasi-informasi yang penting. Kecerdasan dan kepandaian dari seorang manusia muslim dapat dilihat melalui beberapa indikator diantaranya: (1) Memiliki ilmu pengetahuan umum yang tinggi yang terdiri dari sains, ilmu-ilmu sosial, ilmu agama, humaniora,

filsafat dan pengetahuan lainnya. (2) Di samping memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam seperti disebutkan di atas, manusia muslim harus mampu mengadaptasikan ilmunya bagi kemaslahatan semua makhluk, baik benda mati, flora, fauna dan umat manusia. Dengan demikian kehadiran manusia muslim adalah merupakan rahmat bagi makhluk-makhluk lainnya. Perhatikanlah ayat-ayat al-Qur’an berikut ini: “Katakanlah, apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran”. (Q.S. al-Zumar : 9 ). “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah orang yang berilmu”. (Q.S. Fathir : 28). “Dan mereka berkata, seandainya kami mendengar dan memikirkannya, niscaya kami tidak menjadi penghuni neraka (sa’ir)”. (Q.S. al-Mulk : 10). “Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia, dan mereka tidak akan dapat memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. (Q.S. al-Ankabut : 43).

3. Kehidupan Rohani Yang Berkualitas

Selain memperhatikan kesehatan jasmani, pemilikan dan pengamalan ilmu, ajaran Islam membimbing umatnya agar memiliki kehidupan rohani yang berkualitas tinggi. Kehidupan rohani adalah kehidupan yang berkaitan langsung dengan kalbu seseorang yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran akal dan tidak dapat dijangkau oleh panca indera. Kehidupan rohani biasanya diarahkan kepada keimanan yang kuat dan keyakinan yang mendalam terhadap Allah SWT. Kekuatan jasmanis terbatas pada obyek-obyek yang bersifat material yang dapat ditangkap secara indrawi. Kekuatan akal dan fikiran memang sangat luas, dapat menjangkau hal-hal yang abstrak, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat difikirkan secara logis. Kekuatan rohani (kalbu) lebih jauh dari kekuatan akal, ia mengetahui hal-hal yang tidak terbatas, kalbu dapat menembus hal-hal yang ghaib, dan memasuki wilayah itu jauh ke dalam. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang dapat mengarahkannya kepada keimanan yang sempurna. Perhatikan al-Qur’an surat al-Hujarat ayat 140 dan al-Maidah ayat 41.

Pendek kata, manusia muslim yang ideal adalah manusia yang memiliki fisik yang sehat dan kuat serta keterampilan, memiliki kecerdasan dan kepandaian, dan memiliki tingkat keimanan yang tinggi kepada Allah SWT.



0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...

Translate to Arabic Translate to Bahasa Indonesia Translate to Bulgarian Translate to Simplified Chinese Translate to Croatian Translate to English Translate to Czech Translate to Danish TTranslate to Dutch Translate to Finnish Translate to French Translate to German Translate to Greek Translate to Hindi Translate to Italian Translate to Japanese Translate to Korean Translate to Norwegian Translate to Polish Translate to Portuguese Translate to Romanian Translate to Russian Translate to Spanish Translate to Swedish Translate to Slovak Translate to Serbian Translate to Thai Translate to Turkey Translate to Filipino Translate to Filipino